REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru memastikan setiap langkah pembangunan dan layanan publik dapat berjalan sejalan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Oleh karena itu, Pemko Banjarbaru melaksanakan konsolidasi bersama para tokoh masyarakat di Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Selasa (26/6/24) kemarin.
Kegiatan itu mempertemukan lintas sektor yang diinisiasi sebagai wadah kaloberasi menghadapi tantangan di masyarakat.
Namun, tak hanya isu sosial, tetapi juga membahas tentang antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), penurunan angka stunting, serta sosialisasi penerima manfaat dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Sekretaris Daerah (Sekda), Kota Banjarbaru, Said Abdullah menyampaikan, daerah Liang Anggang memiliki potensi Karhutla yang sangat tinggi
Asapnya akan berdampak ke seluruh wilayah Kota Banjarbaru hingga mengganggu penerbangan.
“Karena banyak lahan yang belum tergarap berpotensi Karhutla, dan tentunya ini kita khawatirkan berdampak ke wilayah lain, makanya kita ingatkan untuk siaga,” ujarnya.
Menurutnya, kesiapan bencana tidak hanya dilakukan pada saat musim kemarau saja, tetapi di musim lain. Apalagi cuaca sekarang tidak bisa diprediksi.
“Setiap hari cuaca berubah-ubah dan berbeda, makanya mulai hari ini status BPBD adalah siaga bencana untuk musim hujan dan panas,” ucapnya.
Sementara itu, Camat Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Taufik Purwanto mengatakan, kurang lebih ada 15 kelompok Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) dan Rescue yang hadir di Kecamatan Liang Anggang.
Dikesempatan itu mereka diminta untuk saling berkomunikasi dan bersinergi bersama-sama dalam melaksanakan penanganan terhadap bencana alam khususnya di Kecamatan Liang Anggang.
“Alhamdulillah sampai bulan Juni tidak ada Karhutla. Mudah-mudahan kedepannya sampai bulan Desember, andai pun ada bisa saling komunikasi atau mempererat silaturahmi saja,” katanya.
Oleh karena itu, untuk menghadapi musim kemarau, pihaknya mengingatkan kembali kepada seluruh masyarakat agar mencegah terjadinya Karhutla, diantaranya tidak membakar hutan dan lahan sembarangan.
Serta mengantisipasi titik-titik rawan yang berpotensi terjadinya Karhutla, seperti di wilayah perbatasan.
“Yang kita antisipasi adalah titik-titik api yang bukan berasal dari Liang Anggang, misalnya di daerah pandahan atau Bati-bati tapi perbatasan kita di pengayuan,” jelasnya.
Adapun potensi rawan titik api itu berada di kawasan Pengayuan, Kelurahan Landasan Ulin Selatan, Kecamatan Liang Anggang, wilayah Pandahan, Kecamatan Bati-bati dan Kabupaten Tanah Laut.
“Api yang ada di pandahan ini bergeser ke pengayuan, inilah yang harus kita komunikasikan dengan kawan-kawan di Kecamatan Bati-bati. Mudah-mudahan bisa saling mengingatkan relawannya dan menjaga,” tandasnya.