REDAKSI8.COM, BANJAR – Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Banjar melakukan peluncuran Calendar Of Event tahun 2025 mendatang yang digelar di Cinepolis Q Mall Banjarbaru, Kamis (12/12/2024) pagi.
Peluncuran Calender of Event 2025 (COE) dari Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Banjar ini juga sekaligus pemutaran film pariwisata yang berjudul Saru.
Seperti yang disampaikan oleh Bupati Kabupaten Banjar H Saidi Mansyur mengungkapkan bahwa peluncuran Calendar Of Event 2025 yang mencakup berbagai kegiatan menarik seperti Festival Pasar Terapung Lok Baintan, Banjar Bershalawat, Festival Budaya Banjar.
Saidi Mansyur menjelaskan bahwa calendar of event adalah upaya nyata untuk memberikan informasi lengkap kepada wisatawan. Dengan sudah adanya calendar of event maka para pengunjung bisa untuk menjadwalkan.
“Calendar of event bukan hanya sekadar acara, tetapi juga cerminan dari kekayaan tradisi, kreativitas dan kehangatan masyarakat Kabupaten Banjar,” ungkap Bupati Kabupaten Banjar.
Lebih lanjut Saidi menerangkan, pemerintah daerah berkomitmen terus mendukung pengembangan destinasi wisata dan ekonomi kreatif, yang bertujuan agar Kabupaten Banjar menjadi salah satu destinasi unggulan yang berdaya saing tinggi tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga tingkat internasional.
“Saya percaya dengan kerja keras dan komitmen bersama, Kabupaten Banjar akan semakin dikenal sebagai daerah dengan destinasi wisata yang unik dan mengesankan,” harap Saidi.
Sementara itu sutradara film pariwisata “Saru” Syamsul Alam berharap film yang dihasilkan ini dapat membantu promosi keindahan wisata alam di daerah sehingga bisa dikenal hingga tingkat nasional maupun internasional.
“Film pariwisata Saru buatan dari Disbudporapar Banjar dengan naskah cerita dari ibu Hj Nurgita Tiyas yang berkisah seorang agen kolektor barang berharga yang melakukan pencarian permata sejati di Kabupaten Banjar.
Ternyata setelah mengunjungi sejumlah kawasan wisata unggulan, hingga akhirnya yang ia temukan adalah prinsip dan makna hidup masyarakat sendiri yang merupakan permata sejati yang dimaksud,” pungkasnya.
Adapun Calendar Of Event tahun 2025, ada beberapa kegiatan yang sudah dirancang yakni:
Januari:
– Haul Abah Guru Sekumpul
Haul Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani Al-Banjari atau yang kerap disapa Abah Guru Sekumpul merupakan acara tahunan yang diadakan setiap tahun pada bulan Rajab (wafatnya beliau pada tanggal 5 Rajab) yang kegiatannya dipusatkan di Mushalla Ar-Raudhah Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Sampai pada tahun 2024 kemarin (Haul ke 19) jamaah yang hadir sekitar 3,5 juta. Data tersebut berdasarkan yang diungkapkan oleh Kapolres Banjar, AKBP M. Ifan Hariyat bahwa jumlah jamaah haul Muhammad Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul) ke-19 di Martapura, Kabupaten Banjar mencapai 3,5 juta orang.
“Untuk jumlah jemaah diprediksi 3.300.020 orang itu kami dapat data dari beberapa server seluler,” terang AKBP M. Ifan Hariyat usai pelaksanaan haul di Posko Pengamanan, Minggu (14/01/2024) malam.
Adapun pada tahun 2025 ini, haul akan digelar 2 kali, yakni pada bulan Januari 2025 dan pada bulan Desember 2025 karena 5 Rajab akan terjadi pada bulan Januari 2025 dan bulan Desember 2025.
Maret:
– Pasar Wadai Ramadhan
Kegiatan pasar wadai Ramadhan pada tahun 2025 akan digelar pada bulan Maret Tahun 2024 yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Banjar , Kalimantan Selatan berkolaborasi dengan budaya Islami.
Tujuan pasar Ramadhan ini adalah untuk mewadahi UMKM yang ingin berjualan pada bulan Ramadhan. Jualan yang dijual adalah rata rata hasil dari olahan mereka dan juga kue khas Banjar.
– Festival Bacatuk Dauh
festival becatuk dauh ini adalah bentuk nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Banjar dalam rangka menjaga kelestarian keragaman budaya dan tradisi religius di daerah.
Tradisi memukul beduk atau becatuk dauh, yang dulunya sering diperdengarkan di masjid dan mushola sebagai pertanda masuknya waktu salat, kini telah mulai terpinggirkan.
April:
– Pemilihan Nanang Galuh Kabupaten Banjar
Pemilihan Nanang Galuh merupakan ajang unjuk bakat generasi muda, yang tidak terbatas pada kompetisi penampilan fisik semata tetapi juga memperhitungkan kualitas diri peserta, menyangkut kemampuan intelegensi, keterampilan serta pengetahuan dan bakat di bidang seni dan budaya daerah.
Selain itu, pemilihan Nanang Galuh Kabupaten Banjar juga bertujuan untuk memajukan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata Kabupaten Banjar.
Peserta yang terpilih akan dijadikan duta untuk mempromosikan potensi wisata dan produk kreatif lokal kepada masyarakat luas sehingga peningkatan kunjungan wisatawan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi kota ini.
Juni:
– Event Peringatan Satu Muharram
Peringatan satu Muharram berupa bahwa pawai hijrah ini mempunyai tujuan yaitu untuk mengisi dan menyemarakkan peringatan tahun baru Islam dan juga mewujudkan pencapaian visi dan visi manis maju mandiri dan agamis yang ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Banjar khususnya dalam konteks agamis.
Juli:
– Festival Pasar Terapung Lok Baintan
Lok Baintan sebuah kawasan yang terletak di Kabupaten Banjar yang berada di sepanjang aliran sungai Martapura. Sungai tersebut dijadikan warga dari dulu untuk tempat jual beli atau barter hasil perkebunan atau pertanian di atas jukung (perahu kecil) hingga disebut pasar terapung.
Pasar Terapung Lok Baintan merupakan pasar tradisional di atas sungai Martapura. Para pedagang dan pembeli sama-sama naik perahu yang biasa disebut jukung. Pasar tradisional yang sudah ada sejak zaman dulu ini, menjadi icon wisata Kabupaten Banjar bahkan Provinsi Kalimantan Selatan.
Keberadaan pasar terapung di Desa Lok Baintan Kecamatan Sungai Tabuk, Kalimantan Selatan juga sebagai salah satu penggerak perekonomian khususnya warga Desa Lok Baintan. Setiap hari pasar apung ini banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun dari luar negeri.
Objek wisata andalan Kalimantan Selatan ini menarik karena masih alami dan jarang ada di daerah lain. Di sana selain menjual buah-buahan, juga ada kue-kue tradisional, makanan tradisional, kerajinan tangan dan cindera mata yang bisa dijadikan oleh-oleh untuk keluarga.
Untuk lebih memperkenalkan lagi pasar terapung, Pemerintah Kabupaten Banjar mengelar Event Pasar Terapung. Acaranya tidak hanya menjadi sebuah perayaan, tetapi juga untuk menghidupkan kembali denyut perekonomian pasar tradisional terapung, yang menjadi tumpuan hidup masyarakat sekitar.
Agustus:
– Banjar Bersholawat
Pemerintah Kabupaten Banjar setiap tahun menggelar Kegiatan Banjar bershalawat. Kegiatan ini sebagai bentuk rasa syukur atas ulang tahun Republik Indonesia dan hari jadi Kabupaten Banjar. Dengan memohon Kabupaten Banjar dan Kalimantan Selatan ini mendapat ketentraman dan kesejahteraan.
Kegiatan Banjar bershawalat rutin digelar setiap tahun dan dijadikan sebagai kegiatan rutin pemerintah Kabupaten Banjar setiap Hari Jadi Kabupaten Banjar yang diperingati pada Bulan Agustus setiap tahunnya.
– Festival Budaya Banjar
Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Banjar melalui Bidang Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan Festival Budaya Banjar secara rutin.
Festival Budaya Banjar digelar pada peringatan Hari Jadi Kabupaten Banjar. Festival Budaya Banjar menjadi sarana penting untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya yang kaya serta memperkuat identitas masyarakat Banjar di kancah nasional.
– Kue Tradisional
Pemerintah Kabupaten Banjar menyediakan kue tradisional yang disiapkan oleh masing masing Satua Kerja Perangkat Daerah lingkup Kabupaten Banjar untuk menyajikan kue kue tradisonal pada peringatan hari jadi kabupaten Banjar untuk di santap oleh warga.
September:
– Baayun Maulid
Tujuan kegiatan baayun maulid tersebut untuk melestarikan Budaya Banjar sekaligus memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Baayun maulid diiringi dengan syair maulid ditandai dengan prosesi batapung tawar.
Oktober:
– Peringatan Hari Santri Nasional
Setiap tanggal 22 Oktober, Indonesia memperingati Hari Santri Nasional. Peringatan ini bertujuan untuk mengingat peran penting santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Hari Santri Nasional pertama kali ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 oleh Presiden Joko Widodo, dan diperingati sejak tahun tersebut.
Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri merujuk pada peristiwa bersejarah “Resolusi Jihad” yang dicetuskan oleh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari, pada 22 Oktober 1945. Resolusi Jihad ini menyerukan kewajiban bagi umat Islam untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari ancaman penjajahan.
Fatwa ini menjadi seruan bagi seluruh umat Islam untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari penjajah, yang kemudian melatarbelakangi pertempuran heroik di Surabaya pada 10 November 1945.
