REDAKSI8.COM, BANJARBARU — Gedung Olahraga JPOK di Banjarbaru tampak lebih semarak dari biasanya pada Sabtu (24/5/2025) pagi. Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) dari berbagai kecamatan di Kabupaten Banjar berkumpul untuk mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), sebuah ajang tahunan yang tak hanya mengukur ketangkasan fisik, tapi juga menjadi cermin pembinaan karakter generasi muda.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banjar melalui Bidang Pembinaan Sekolah Dasar ini dibuka secara resmi oleh Darmina Budiyanti, selaku Kepala Bidang yang hadir mewakili Kepala Dinas Pendidikan.
Dalam sambutannya, Darmina menekankan bahwa O2SN memiliki dimensi lebih luas dari sekadar ajang olahraga.
“O2SN bukan hanya kompetisi, melainkan ruang pembentukan nilai-nilai karakter seperti kerja sama, sportivitas, kejujuran, dan semangat pantang menyerah. Ini investasi karakter sejak dini,” tegasnya di hadapan para guru, pelatih, dan siswa peserta.
Ajang ini diikuti oleh siswa-siswi terbaik dari berbagai kecamatan, yang sebelumnya telah melalui tahapan seleksi di tingkat gugus dan kecamatan. Cabang olahraga yang dipertandingkan mencakup senam lantai, pencak silat, dan karate, tiga cabang yang dinilai mampu mengasah disiplin, konsentrasi, dan ketahanan mental peserta.
Di balik semarak pertandingan, tersimpan kisah para peserta yang datang dari sekolah-sekolah pelosok. Salah satunya adalah Aisyah Ramadhani (11), siswi SDN Paramasan Bawah, yang menempuh perjalanan lebih dari 5 jam demi bisa tampil di O2SN cabang karate.
“Saya bangga bisa sampai di sini. Walau jauh, saya tidak menyerah karena ingin mewakili sekolah dan desa saya,” ucapnya sembari menggenggam erat sabuk putihnya.
Menurut pengurus KONI Kabupaten Banjar yang turut hadir, O2SN menjadi bagian penting dari ekosistem pembinaan atlet usia dini. Tidak sedikit alumni O2SN yang kini berhasil masuk ke ajang regional, bahkan nasional.
“Potensi atlet muda dari Banjar luar biasa. Yang dibutuhkan adalah pola pembinaan berkelanjutan. Ajang seperti O2SN menjadi pintu masuk menuju pembinaan prestasi jangka panjang,” ujar salah satu pengurus KONI yang enggan disebut namanya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Banjar. Menurutnya, pembinaan olahraga tidak bisa instan. Harus dimulai dari sekolah, dengan dukungan serius dari semua pihak: orang tua, guru, pelatih, dan pemerintah.
Para juara dari O2SN tingkat kabupaten ini akan mewakili Kabupaten Banjar dalam ajang O2SN tingkat Provinsi Kalimantan Selatan yang dijadwalkan berlangsung pada pertengahan tahun ini. Persaingan pun dipastikan semakin ketat.
Namun bagi Darmina, hasil akhir bukanlah satu-satunya ukuran keberhasilan. “Kita ingin anak-anak ini tumbuh menjadi pribadi yang sehat, percaya diri, dan tangguh. Menang atau kalah bukan segalanya. Yang penting mereka berproses dan berkembang,” pungkasnya.
Kegiatan O2SN ini menjadi bukti bahwa pendidikan di Kabupaten Banjar tak hanya mengejar capaian akademik, tetapi juga memprioritaskan penguatan karakter dan pencarian bakat.
Di tengah tantangan zaman dan derasnya arus digitalisasi, pembinaan olahraga anak-anak menjadi salah satu pilar penting dalam membangun generasi masa depan yang sehat jasmani dan rohani.
