Peninjauan ini dilakukan menyusul laporan masyarakat terkait banyaknya ikan yang mati akibat penurunan kualitas air, terutama saat musim kemarau dan surutnya permukaan air sungai. “Hari ini kita ingin melihat langsung kondisi di lapangan, setelah beberapa waktu lalu terjadi kematian ikan dalam jumlah besar karena air yang terlalu dangkal dan kadar oksigen yang menurun drastis,” ujarnya.
Zaini menegaskan bahwa kejadian semacam ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus. Menurutnya, perlu ada upaya serius dan sistematis dari pemerintah daerah, khususnya Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Banjar, untuk memberikan pendampingan teknis dan solusi konkrit kepada petani ikan.
“Setelah ini, kami akan duduk bersama dinas terkait untuk membahas strategi jangka pendek maupun jangka panjang. Jangan sampai para petani ikan kembali mengalami kerugian akibat kondisi alam yang sebenarnya bisa diantisipasi,” jelasnya.
Sebagai bagian dari edukasi kepada petani ikan, Zaini juga menyampaikan pentingnya peningkatan pengetahuan budidaya berbasis kondisi iklim. Beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh petani antara lain:
Melakukan Pemantauan Kualitas Air Secara Berkala. Gunakan alat sederhana seperti DO meter untuk memantau kadar oksigen terlarut dalam air. Saat kadar oksigen menurun, segera lakukan aerasi menggunakan pompa air atau kincir angin.
Manajemen Kepadatan Ikan. Hindari menebar ikan terlalu padat dalam satu keramba. Kepadatan berlebih mempercepat penurunan kualitas air dan kekurangan oksigen, terutama di musim kemarau.
Penyuluhan Rutin dan Kolaboratif. Dinas terkait diharapkan aktif melakukan penyuluhan dan pelatihan berkala agar petani mampu beradaptasi dengan perubahan cuaca serta memahami teknologi budidaya yang lebih tahan terhadap risiko lingkungan.
Lebih lanjut, M Zaini menegaskan bahwa aspirasi petani ikan akan terus diperjuangkan. “Mereka ini pejuang ekonomi di desa, penyedia pangan protein tinggi untuk masyarakat. Kita wajib hadir membantu mereka menemukan solusi,” pungkasnya.
Langkah cepat dan konkret sangat dibutuhkan agar budidaya ikan air tawar di Kabupaten Banjar bisa tetap produktif dan berkelanjutan, tanpa terus dihantui oleh kerugian akibat faktor alam yang sebenarnya bisa dikelola.