REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Pemerintah Kota (Pemko) melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarbaru bersama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) akan membuat program-program kerja guna membangun pertanian di Kota Banjarbaru.
Hal tersebut diungkapkan oleh Walikota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin saat rapat kerja di Jalan Nilam Kerawat, Sungai Tiung, Kota Banjarbaru, Selasa (18/7/23).
Ia ingin melalui hasil rapat tersebut mehasilkan sebuah ide dan pemikiran membangun pertanian di Kota Banjarbaru supaya bisa jadi komoditi andalan.
“KTNA bersama DKP3 akan membuat program-program kerja berkaitan pertanian di Kota Banjarbaru,” ucap Aditya.
Aditya ingin, nantinya kotanya itu mampu menyuplai kebutuhan pangan dari Kota Banjarbaru sendiri, baik itu melalui pengembangan urban farming dan cara lain.
“Semoga tercipta ritme yang baik, program kerja yang bagus agar tercipta pertanian sumber daya manusia yang baik, dan membawa kesejahteraan untuk masyarakat Banjarbaru,” harapnya.
Adapun luasan lahan pertanian berkelanjutan di Kota Banjarabru yang sudah ditetapkan ada sekitar 1300 hektare.
“Kita juga sedang menginventarisir lahan-lahan terlantar di Kota Banjarbaru yang diperuntukan untuk pertanian dan perkebunan,” cetus Walikota.
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarbaru Sumedi menambahkan, Ia meminta program-program KTNA bersinergi dengan program urban farming.
“Dalam arti petani di Banjarbaru sejahtera, tidak ada petani yang kelaparan atau kekurangan,” katanya.
Lahan tersebut akan ditanami beberapa tanaman prioritas pribadi petani seperti duren, singkong, waluh, lombok, tomat dan sebagainya.
Karena pihaknya sudah mengimbau kepada masyarakat untuk menanam apa saja, yang terpenting bisa menuju pertanian komersial.
“Kita pinjamkan saja, jadi kami dengan masyarakat bersinegi,” katanya.
Dilanjutkan Kepala Dinas DKP3 Kota Banjarbaru Abu Yazid, katanya DKP3 sangat mendukung para petani, baik dalam hal pendanaan maupun teknologi.
Dengan begitu, petugas penyuluh dilapangan dapat memberikan edukasi kepada kelompok-kelompok pertanian, supaya bisa menggunakan bahan-bahan dilingkungannya untuk dijadikan pupuk organik.
“Kami sangat mendukung sekali bahwa teman-teman KTNA, Poktan dan Gapoktan ingin merubah penggunaan pupuk kimia menjadi pupuk organik,” ujarnya.
Dalam penyuluhan, DKP3 sudah memberikan edukasi kepada para petani, dengan adanya program RT Mandiri, salah satunya seperti peternakan.
Dimana hasil limbah peternakan tersebut bisa digunakan menjadi pupuk organik.
“Limbah peternakan dan juga dilingkungan masyarakat banyak limbah rumah tangga yang bisa dijadikan pupuk organik,” tandasnya.
Sebagai informasi, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) adalah organisasi petani yang bersifat indenpenden, berorientasi pada kegiatan ekonomi, sosial dan budaya.
KTNA ikut bertanggung jawab dalam upaya untuk menghapuskan keterbelakangan, kemiskinan dan ketidakadilan terhadap kaum tani serta penduduk pedesaan dengan menciptakan kegiatan-kegiatan kongkrit yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, juga berkesinambungan.
Penulis Irma