REDAKSI8.COM, KALTIM – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Syarifatul Sya’diah, menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan dan pembangunan infrastruktur.
Hal ini ia sampaikan dalam wawancara bersama awak media pasca Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Selasa (15/4/2025), khususnya menyangkut kondisi di Kabupaten Berau dan Kalimantan Timur secara umum.
“Permasalahan pertama tentu kita ingin kesejahteraan masyarakat lebih baik lagi, dan salah satu indikatornya adalah pendidikan dan kesehatan,” ujar Syarifatul.
Ia menyoroti bahwa angka lulusan sarjana di Berau dan Kalimantan Timur masih tergolong rendah.
Oleh karena itu, program andalan Gratispol Gubernur Kalimantan Timur H. Rudy Mas’ud (Harum) harus disambut dengan baik dan dimanfaatkan secara maksimal.
Menurutnya, peningkatan kualitas pendidikan sangat krusial di tengah persaingan global.
“Kalau generasi kita tidak dibekali pendidikan dan skill yang mumpuni, kita akan tertinggal, baik di lingkup nasional maupun internasional,” tegasnya.
Syarifatul juga menyoroti dampak positif program pendidikan terhadap pengurangan pengangguran dan kemiskinan di Kalimantan Timur.
Dalam bidang infrastruktur, ia menyoroti pentingnya akses jalan menuju kawasan wisata dan kampung-kampung yang masih banyak memerlukan perbaikan.
“Jalan polos di kampung itu penting karena menunjang perekonomian. Hasil bumi dan laut dari kampung perlu akses jalan yang baik agar bisa dipasarkan ke kota,” ucapnya.
Ia secara khusus menyebut jalur dari Tanjung menuju pesisir yang masih belum tuntas, serta akses dari Sangkulirang Kutim ke Berau yang terkendala kondisi jembatan.
Selain itu, kekurangan ruang kelas baru (RKB) dan belum adanya SMA di wilayah Segah juga menjadi sorotan.
“Kita masih kekurangan RKB, dan di Segah belum ada SMA sampai sekarang. Padahal kewenangan SMA ada di provinsi, dan ini akan kami dorong agar segera dibangun,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa masih banyak SD dan SMP di Berau yang kondisinya memprihatinkan.
“Ada yang masih bangunan kayu, bahkan masih ada yang kebanjiran,” ungkapnya prihatin. (Adv)