Kesepakatan yang digagas bersama Bank Indonesia Sibolga sebagai upaya pengendalian inflasi melalui komoditas cabai, nyatanya tak kunjung membuahkan hasil.
Kondisi ini memicu keprihatinan dari Pimpinan DPRD Sibolga, Dr (HC) Jamil Zeb Tumori, SH., MAP., M.I.KOM. Ia menegaskan perlunya langkah konkret untuk menghidupkan kembali semangat kerja sama dua daerah bertetangga ini, khususnya dalam sektor unggulan seperti kelautan dan perikanan.
“Kerja sama ini tidak boleh hanya jadi dokumen formal. Harus ada wujud nyata. Kami mendorong dibukanya pasar ikan basah dan kering di Tarutung. Dengan begitu, nelayan Sibolga bisa menyuplai kebutuhan protein masyarakat Taput setiap hari,” ujar Jamil kepada wartawan, Selasa (29/04/2025).
Ia juga menekankan bahwa inisiatif seperti ini bisa didukung lewat dana CSR dari Bank Indonesia, sebagai bagian dari penguatan ekonomi daerah.
Tak hanya itu, Jamil juga mendesak Pemerintah Kota Sibolga untuk lebih progresif dalam menggali potensi ekonomi lokal. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi aktif dengan BUMD Sibolga Nauli dalam menciptakan lapangan kerja baru dan menekan angka pengangguran.
“Jangan hanya mengandalkan program rutin. Kita butuh inovasi dan kemauan kuat dari Pemko untuk membuka sumber-sumber usaha baru,” tegasnya.
Apakah kerja sama ini akan kembali hidup? Waktu yang akan menjawab, tapi dorongan politik dan keberanian mengambil langkah menjadi kunci.