REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan (IKP Kalsel) meningkat di sepanjang Tahun 2024.
Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APMP2KB) Kota Banjarbaru pada Tahun 2024 sebanyak 81 kasus lebih meningkat jika dibandingkan Tahun 2023 ada 63 kasus.
Kepala DP3APMP2KB, Kota Banjarbaru, Erma Epiyana menyampaikan, guna menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
“Ada berbagai hal yang kami lakukan untuk sosialisasi, baik melalui media sosial milik dinas, sosialisasi langsung ke masyarakat lewat UPT PPA,” katanya, Senin (10/2/25).
Epi merincikan, dari 81 kasus yang ditangani dan masuk ke pengaduan UPTD PPA di Tahun 2024 ini diantaranya kekerasan seksual 28 kasus, psikis 10 kasus, fisik 6 kasus, penelantaran 8 kasus, KDRT 16 kasus, dan lainnya ada 13 kasus.
“Untuk jumlah pengaduan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 34 pengaduan dengan jenis kekerasan seksual 11 kasus, psikis 2 kasus, fisik 2 kasus, penelantaran 2 kasus, KDRT 14 kasus dan lainnya 3 kasus,” rincinya.
Sedangkan untuk jumlah pengaduan kekerasan terhadap anak sebanyak 47 pengaduan dengan jenis kekerasan seksual 17 kasus, psikis 8 kasus, fisik 4 kasus, penelantaran 6 kasus, KDRT 2 kasus dan lainnya 10 kasus.
Menurutnya, Kota Banjarbaru salah kota yang berkembang, oleh karena itu pihaknya berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan ramah bagi semua warganya, terutama anak-anak dan perempuan.
“Tentunya dengan banyak inisiatif yang sudah diambil untuk menjadikan kota ini sebagai kota ramah anak. Harapannya adalah agar masyarakat terus menjaga dan melindungi hak-hak serta keselamatan anak-anak,” tandasnya.