REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi tantangan serius yang harus dihadapi masyarakat Indonesia, termasuk di Banjarbaru.

Meski begitu, angka kasus DBD di Kota Banjarbaru hingga minggu ke-27 tahun 2025 ini sudah tercatat menurun drastis dibanding tahun sebelumnya.

Pemerintah Kota (Pemko) bersama masyarakat terus mengintensifkan upaya pemberantasan sarang nyamuk dan pengendalian vektor sebagai langkah strategis untuk menekan penyebaran penyakit tersebut.
“DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti serta Aedes Albopictus,” jelas Wali Kota Banjarbaru, Erna Lisa Halaby, Sabtu (12/7/25).
Demikian, di Indonesia sendiri, penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan serius dengan angka kejadian yang mengalami fluktuasi dan peningkatan di beberapa wilayah dalam beberapa tahun terakhir.
“Penanggulangan DBD telah dirumuskan secara nasional melalui Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM),” ungkapnya.
Adanya strategi nasional ini, maka menitikberatkan pada penguatan sistem surveillance berbasis kasus dan vektor, pemberantasan sarang nyamuk dengan metode 3M plus, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan, serta kolaborasi lintas sektor dan peran aktif masyarakat.
“Di Banjarbaru, sebagai salah satu daerah endemis DBD, kami menghadapi tantangan pengendalian nyamuk yang semakin kompleks akibat urbanisasi, mobilitas penduduk, dan perubahan lingkungan,” terangnya.
Lisa menyebutkan, data yang masuk pada minggu ke-27 bulan Juli 2025 menunjukkan 32 kasus konfirmasi DBD yang tersebar di lima Kecamatan yang ada di Kota Banjarbaru.
“Kecamatan Landasan Ulin tercatat memiliki angka kasus tertinggi, sedangkan Kecamatan Liang Anggang paling rendah,” tuturnya.
Bahwasanya, pencapaian yang signifikan terlihat dari penurunan jumlah kasus dibanding tahun sebelumnya.
Dimana pada periode yang sama tahun 2024, Banjarbaru mencatat 417 kasus DBD, namun di tahun 2025 jumlah tersebut turun drastis menjadi 32 kasus.
Hal ini menunjukkan efektivitas langkah penanggulangan yang dilakukan.
Salah satunya inovasi yang dilakukan oleh Pemko Banjarbaru adalah menggerakkan partisipasi aktif masyarakat melalui program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Setiap minggu, masyarakat diajak untuk melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan secara serentak melalui Gerakan Masyarakat Bersih Berimbai Banjarbaru Emas,” paparnya.
Dengan begitu program ini menjadi langkah penguatan koordinasi dan sinkronisasi antar instansi terkait untuk menekan angka kejadian dan kematian akibat DBD.
“Kami optimis dengan sinergi antara Pemerintah dan masyarakat, penanggulangan DBD di Banjarbaru dapat semakin efektif dan memberikan hasil yang nyata,” pungkasnya.