![](https://redaksi8.com/wp-content/uploads/2021/11/IMG_20211124_142835-scaled.jpg)
Secara rinci lebih jauh kepada Redaksi8.com, pada depan pintu rumah terdapat gambar kangkung, rantai dan buah delima, yang berarti kangkung bisa hidup di musim kemarau.
![](https://redaksi8.com/wp-content/uploads/2025/01/WhatsApp-Image-2025-01-27-at-17.17.24.jpeg)
“Nah apalagi di musim hujan dan banjir sekalipun, tetap panjang usianya, melambangkan doa dan harapan supaya panjang umur, panjang dan banyak pula rezekinya,” jelasnya.
Sementara pada ukiran rantai mengandung arti tali silaturahim yang terjaga dengan baik juga kuat. Orang dahulu ujarnya meskipun memiliki sepupu 3 sampai 4 orang masih saling kenal satu sama lain.
“Berbeda kan pada masa sekarang yang punya 1 atau 2 sepupu saja terkadang tidak ada yang saling kenal,” menurutnya.
“Lalu ukiran kembang buah manggis diluar ada 5 di dalam pun jumlahnya 5, itu melambangkan kejujuran apa yang kita ucapkan di mulut sama di hati kita pun juga sama,” lanjut Najib memaparkan.
![](https://redaksi8.com/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250209-WA0004.jpg)
Rumah adat beber Najib pernah dilakukan perbaikan di bagian atap serta lantai rumah. Karena di bagian tersebut terjadi kebocoran dan ada ditemukan lubang.
“Tapi tidak semua, hanya sebagian saja,” Ia menukas.
Berkaitan dengan hal itu Najib mengaku pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjar ikut andil memperhatikan serta merawat Rumah Gajah Baliku dan Bubungan Tinggi dengan sangat baik beserta pula memberikan alokasi anggaran.
“Setiap bulan diserahkan kepada kami dana perawatan rumah ini. Bubungan Tinggi sebesar Rp 1.000.000 per bulan, sedangkan untuk Gajah Baliku Rp 700.000 per bulannya yang rutin dilakukan. Jadi syukur alhamdulillah,” pungkasnya.