REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbarukan yang ramah lingkungan kini sudah ada di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 11 Kota Banjarbaru.

Alat teknologi mengubah energi surya (matahari) menjadi listrik ini merupakan hasil kaloberasi dari Politeknik Negeri Banjarmasin dan PT Pertamina Patra Niaga.
Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin mengatakan, hadirnya surya surya merupakan salah satu langkah nyata Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru dalam mendukung penggunaan energi terbarukan dan ramah lingkungan di fasilitas pendidikan.
“Kerjasama ini menjadi bukti nyata kepedulian semua pihak dalam mendukung kemajuan pendidikan dan pelestarian lingkungan di Kota Banjarbaru,” ujarnya usai meresmikan panel surya di SMP Negeri 11 Banjarbaru, Senin (23/12/24).
Proyek ini juga merupakan bagian dari program unggulan Pemko Banjarbaru untuk mendukung target nasional dalam pengurangan emisi karbon.
Dipasang dengan kapasitas 3000 Watt, panel surya cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik sekolah seperti penerangan, perangkat elektronik, dan operasional lainnya.
Selain panel surya, juga ada inovasi lain yang dibangun yakni teknologi penyiraman tanaman otomatis berbasis android.
“Sekaligus membuat aplikasi untuk penyiraman tanaman secara otomatis berbasis androit. Alhamdulillah sudah kita resmikan,” ucapnya.
Aditya berharap, kaloberasi ini dapat terus berjalan untuk sekolah-sekolah lainnya di Kota Banjarbaru.
“Kita berharap kaloberasi inovasi hadir di sekolah lain terus berjalan dan Banjarbaru bisa hadir sebagai the real Kota pendidikan,” ungkpnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Negeri 11 Banjarbaru, Said Fahmi mengatakan, bahwa pihaknya mendapat dana CSR (Corporate Social Responsibility) dari PT Pertamina Patra Niaga yang dimanfaatkan dalam bentuk pembangunan panel surya berdaya 3000 Watt.
Dengn tujuan untuk menyuplai listrik di sekolah apabila terjadi pemadaman listrik pada malam hari.
“Sedangkan disiang harinya kita pakai untuk menghemat energi yang ada terutama PLN. Tentunya ini akan mengurangi kebutuhan penggunaan listrik, misal biasa sebulan Rp3 juta sampai Rp4 juta, mudah-mudahan bisa kurang 25 persen,” katanya.
Menurutnya, program ini merupakan langkah penting dalam memperkenalkan kepada siswa mengenai teknologi terbaru, dimana nantinya akan di integrasikan dengan pembelajaran teknologi seperti robotik dan coding di sekolah.
“Kaloberasi ini adalah baru loncatan untuk mengedukasi siswa tentang pentingnya teknologi dan inovasi di abad ke-21,” tuturnya.
“Kami berharap kedepan SMP 11 Banjarbaru dapat terus berinovasi dan menjadi pionir dalam pengembangan pendidikan berbasis teknologi di Banjarbaru,” tandasnya.