REDAKSI8.COM – Haul Demang Lehman yang ke 155, Sabtu (2/3/2019) malam di jalan Bhayangkara Sungai Ulin, Banjarbaru. Demang Lehman meninggal di Martapura tanggal 27 Februari1864 pada umur 32 tahun.
![](https://redaksi8.com/wp-content/uploads/2025/01/WhatsApp-Image-2025-01-27-at-17.17.24.jpeg)
Demang Lehman merupakan salah seorang panglima perang dalam Perang Banjar. Gelar Kiai Demang merupakan gelar untuk pejabat yang memegang sebuah lalawangan (distrik) di Kesultanan Banjar.
Demang Lehman semula merupakan seorang panakawan (asisten) dari Pangeran Hidayatullah sejak tahun 1857. Demang Lehman lahir di Martapura pada tahun sekitar 1837. Beliau terlahir dengan nama Idis.
Pemerintah Belanda dengan tipu muslihatnya berhasil menangkap Kiai Demang Lehman dan menetapkan hukuman gantung terhadap pejuang yang tidak kenal kompromi ini.
![](https://redaksi8.com/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250209-WA0004.jpg)
Kiai Demang Lehman menjalani hukuman gantung sampai mati di Martapura, sebagai pelaksanaan keputusan Pengadilan Militer Belanda tanggal 27 Februari1864.
Pejabat-pejabat militer Belanda yang menyaksikan hukuman gantung ini merasa kagum dengan ketabahannya menaiki tiang gantungan tanpa mata ditutup.
Urat mukanya tidak berubah menunjukkan ketabahan yang luar biasa. Tiada ada satu keluarganyapun yang menyaksikannya dan tidak ada keluarga yang menyambut mayatnya.
Setelah selesai digantung dan mati, kepalanya dipotong oleh Belanda dan dibawa oleh Konservator Rijksmuseum van Volkenkunde Leiden. Kepala Demang Lehman disimpan di Museum Leiden di Negeri Belanda, sehingga mayatnya dimakamkan tanpa kepala.