REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Sejumlah harga kebutuhan bahan pokok di Kota Banjarbaru saat ini mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir, salah satunya adalah komoditas telur ayam yang mencapai Rp33 ribu per kilogram, Senin (29/5/23).
Kenaikan harga ayam telur ini dikarenakan harga beli di peternak sudah lebih dulu naik hingga pengaruh harga pakan, yang memicu kepada harga telur ayam dipasaran ikut naik.
Peternak ayam petelur di Jalan Abadi III Kelurahan Guntung Manggis, Kota Banjarbaru, Melisa Novianti mengaku, harga telur mengalami kenaikan, sebab banyaknya ayam sebelum lebaran lalu yang afkir atau sudah tidak dapat bertelur lagi.
Ayam petelur yang sudah berusia 2 tahun lebih kata Melisa sudah tidak produktif lagi menghasilkan telur. Sehingga mesti diganti dengan ayam petelur yang baru.
“Memang benar saat ini harga telur naik karena populasi berkurang, itu karena banyaknya ayam afkir,” ujarnya.
“Kadangnya kosong, akibatnya suplai juga kosong sehingga harga telurnya naik,” tambahnya.
Selain afkir, harga pakan yang tinggi sangat mempengaruhi harga telur di peternakan.
Sejak Tahun 2022 harga pakan sudah naik. Di Tahun 2023, harganya naik lagi dari pakan Rp8.300 per kilogram menjadi Rp. 8.500 per kilogram, atau terjadi kenaikan 200 rupiah per kilogram.
“Biaya pakan hampir 80 persen dari biaya operasional, sedangkan sisanya untuk memenuhi obat-obatan,” sebutnya.
Selain pakan, faktor perpindahan cuaca ke musim kemarau pun turut berpengaruh terhadap hasil peternakan.
Seperti ukuran telur yang kemungkinan ujar Melisa akan lebih kecil dari sebelumnya.
Sebabnya karena kepanasan, sehingga menyebabkan nafsu makan berkurang bahkan resiko kematian pada ayam petelur.
“Antisipasi kami mulai penyemprotan disiang hari untuk ayam agar tidak terlalu kepanaaan,” ucapnya.
Sedangkan untuk produksi telurnya dalam satu kandang dapat menghasilkan 8 ikat telur perhari atau sama dengan 11 kilogram, dengan jumlah sekitar 6 ribu ayam petelur.
Kemudian untuk kandang yang lain masih dalam tahap belajar bertelur. Perharinya ayam ditempatnya hanya menghasilkan 3 ikat. Mematok harga jual telur kepada pelanggan Rp29 ribu per kilogram.
“Karena ayam terlurnya masih muda jadi produksi telur masih kurang, padahal permintaan dipasar meningkat,” tuturnya.
Lebih jauh Melisa mengatakan, sebenarnya harga telur sudah mengikuti harga nasional, namun ada saja pedagang yang memainkan harga di pasaran yang membuat harga telur ayam meningkat (naik).
Standar untung pun sebenarnya hanya sekitar Rp 2 ribu. Tapi di pasaran haranya sampai Rp 33 ribu per kilogram, dengan alasan telur lagi sulit.
“Kalau kami peternak yang dibilang nakal tidak, sebenarnya pedagang sendiri, mereka ingin untung besar, padahal mereka yang mengadakan harga sendiri,” ungkapnya.
Sementara itu, seorang penjual telur ayam di Landasan Ulin Amat mengatakan, kurang lebih satu minggu harga telur ayam mengalami kenaikan, dari harga Rp. 31.000 sampai Rp. 33.000 per kilogramnya.
Untuk stok telur ayam saat ini masih terkendali dan aman, tapi memang harganya lebih naik dari sebelumnya.
“Harga telur ayam satu kilogram Rp. 33.000, naiknya sejak satu minggu terakhir ini,” tandasnya.
Penulis Irma