REDAKSI8.COM – Pada akhir pekan ketiga Bulan Januari tahun 2023, harga sayuran Sawi di Kelurahan Landasan Ulin Utara Kota Banjarbaru, Minggu (22/1) dikabarkan anjlok
![](https://redaksi8.com/wp-content/uploads/2025/01/WhatsApp-Image-2025-01-27-at-17.17.24.jpeg)
Meski hasil panen sayuran sawi bagus dan jumlahnya cukup melimpah, dibandingkan pada akhir Bulan November harganya masih normal sekitar Rp3 ribu dari kebun, kini sawi laku terjual ke pengepul hanya Rp700 per kilogram.
Salah satu warga setempat Prayitno mengaku, harga sawi yang turun drastis sudah dirasa selama 2 bulan terakhir.
Menurutnya, turunnya harga dikarenakan jumlah hasil panen para petani di Kelurahan Laura meningkat, sehingga stok sawi menumpuk.
“Kalau harganya sekarang ini dari 700 sampai seribu rupiah. Kalau yang mempengaruhi itu karena panen raya. Kualitas sawi bagus-bagus,” ungkap Prayitno kala diwawancara, Sabtu (21/1) siang.
![](https://redaksi8.com/wp-content/uploads/2025/02/IMG-20250209-WA0004.jpg)
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Banjarbaru Anshori berpendapat, anjloknya harga Sawi di petani Laura merupakan siklus ekonomi yang kerap terjadi.
Dimana, jika suatu produk seperti sayuran misalnya hasil pertaniannya melimpah ruah dan kualitasnya bagus, sedangkan konsumen tidak bertambah, maka sudah pasti harga akan turun dan barangnya otomatis akan menumpuk.
Sebaliknya, jika hasilnya (sayuran <–red) kurang maksimal lantaran faktor alam maupun kendala operasional di lapangan (pengiriman<–red), kemungkinan harga akan naik dan stok barang terbatas.
“Kadang-kadang kalau produksi banyak dan itu sangat berlimpah ruah, otomatis harga turun. Pasar kan gitu? Pembelinya itu-itu juga, tidak bertambah,” terangnya kepada Redaksi8.com di ruang kerjanya, Selasa (24/1).
Baginya fenomena tersebut sudah biasa terjadi. Tidak hanya di Banjarbaru, tapi untuk harga sawi yang turun juga dialami di kabupaten lain di Kalimantan Selatan.