BANJARBARU, REDAKSI8.COM – Semenjak satu bulan terakhir sampai sekarang, harga cabai rawit merah atau cablak di petani wilayah Kota Banjarbaru terus anjlok.
Semula dihargai Rp35 – Rp45 ribu per kilogram, kini menjadi Rp20 ribu per kilogram dari tangan petani ke pengepul.
Seorang petani cabai di Jalan Sukamaju Ujung, Landasan Ulin, Kota Banjarbaru Budiman mengaku, sebelum masuk bulan puasa harga cabai dari petani sudah perlahan mengalami penurunan.
“Harga cabai sekarang anjlok Rp20 ribu per kilogram, sebelumnya sempat Rp50 ribu di pengepul,” ujar Budiman, Rabu (3/5/23).
Padahal menurut Budiman, cabai yang dihasilkan oleh kebunnya memiliki kualitas yang bagus.
Tidak hanya itu, pupuk dan obat semprot perawatan pohon cabai pum jadi kendala para petani setempat, lantaran harganya yang terbilang cukup mahal.
“Harus dipupuk dengan benar dan diberi obat semprot, ada subsidi pupuk tapi aku (saya<-red) tidak pernah kebagian,” katanya.
Budiman berharap, kedepannya stok subsidi pupuk bisa diperbanyak lagi sehingga semua kelompok tani kebagian, serta ada koperasi simpan pinjam guna membantu para petani untuk bermodal.
“Kalo bisa ada simpan pinjam untuk petani disini, karena kendala petani juga dimodal untuk mempupuk dan sebagainya,” harapannya.
Dalam sehari, kebun cabai miliknya mampu dipanen sampai 20 kilogram. Dimasa panen cabai sendiri berkisar 3 sampai 6 bulan bahkan bisa sampai 1 tahun, semua tergantung perawatan si petani.
Sementara itu, salah satu pedagang cabai di Pasar Ulin Raya, Landasan Ulin Tengah, Kota Banjarbaru Ihsan menerangkan, harga cabai sudah turun secara perlahan sejak bulan Ramadhan.
Sekarang harga cabai sudah di angka Rp35 ribu untuk cablak, Rp40 ribu cabai keriting merah, dan Rp70 cabai rawit banjar per kilogramnya.
“Semenjak bulan puasa cabai turun, hari ini harga cabai sudah diangka Rp35 ribu per kilogramnya,” ujarnya.
Penulis Irma