BANJARBARU, REDAKSI8.COM – Harga beras terus mengalami kenaikan di Kota Banjarbaru, baik jenis medium ataupun premium.
Tercatat, beras premium kemasan merk lele seharga Rp70 ribu per 5 kilogram (kg). Dimana sebelumnya harga hanya Rp60 ribu per 5 kg.
Seorang pedagang di Jalan Lanan Kota Banjarbaru Syahruji mengatakan, semua jenis beras mengalami kenaikan yang cukup signifikan, seperti beras premium jenis Unus yang biasanya Rp13 ribu sekarang sampai Rp18 ribu per liternya.
“Untuk beras lokal naiknya 1 liter sampai Rp5 ribu, sedangkan beras premium 5 kg naik sampai Rp10 ribu,” ungkapnya.
Syahruji lebih merincikan, untuk beras lokal satu karung berat 37 kg saat ini sudah mencapai seharga Rp. 850 ribu, padahal sebelum sekarang harganya hanya Rp500 ribu.
“Satu karunganya seharga Rp850 ribu sebelumnya paling tinggi Rp500 ribu. Isi 1 karung 50 liter, kalau beratnya sekitar 37 kg,” papar Syahruji.
Namun kata Syahruji, kenaikan beras ini sudah lama sejak 4 bulan lalu.
Beras jenis lokal seperti Unus Mutiara, Mayang, Pandak, dan Siam sekarang kosong. Harganya sekitar Rp17 ribu sampai Rp18 ribu, bahkan mencapai Rp20 ribu per liternya.
“Harga beras naik terus tidak ada turunnya, dan tidak bisa diperkirakan karena barangnya tidak ada (kosong),” ujarnya.
Lebih jauh kepada Redaksi8.com, ketersediaan beras akan mencukupi sampai bulan Ramadhan, namun dengan harga yang tinggi, itupun diperkirakan beras dari Jawa lah yang akan memenuhinya, bukan beras lokal.
Penyebab kekosongan beras lokal Syahruji menukas, karena banyaknya petani yang gagal panen.
“Mencukupi banar cuman harganya naik, yang mencukupi ini dari beras luar, kalo tidak ada beras Jawa beras lokal ini pasti habis dah, tidak sampai bulan puasa pasti sudah habis,” pungkas Syahruji.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Banjarbaru Anshori mengatakan, memang 4 bulan terakhir gagal panen, disebabkan cuaca ekstrem dan serangan hama, sehingga membuat beras lokal menjadi langka.
“Akibatnya Beras lokal Banjar produksinya menurun, karena gagal panen,” kata Anshori saat diwawancara awak media, Kamis (23/2/23).
Dengan adanya kekosongan beras lokal, dimana biasa pihaknya mengekspor ke Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah (Kalteng) terpaksa dihentikan untuk sementara waktu.
Hal tersebut dikarenakan Kalimantan Selatan (Kalsel) sekarang untuk stok atau produksi berasnya sedang berkurang.
“Mungkin sekarang kita tidak mengekspor lagi karena di dalam Kalsel pun membutuhkan,” bebernya.
Anshori menjelaskan, kegagalan panen petani padi yang disebabkan cuaca ekstrem dan serangan hama, serta naiknya harga BBM beberapa bulan lalu, maka kemungkinan besar harga beras tidak akan turun.
Namun untuk stok beras menjelang bulan Ramadhan dipastikan aman tetapi dengan harga yang tinggi.
“Serta kenaikan BBM kemarin, kemungkinan beras (harga<-red) tidak akan turun, cuman untuk stok beras aman,” jelasnya.
“Beras Banjar jenis apa saja, 1 liternya naik Rp5 ribu, beras mayang yang harganya Rp13 ribu sekarang Rp. 18 ribu per liternya,” tandas Anshori.
(Red8-Irma)