REDAKSI8.COM – Harga kedelai di pasaran mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini membuat para pengusaha tempe harus mensiasati kenaikan harga kedelai tersebut, agar usaha mereka tidak gulung tikar.
Seperti yang disampaikan oleh salah seorang pengusaha tempe rumahan di Jalan Intansari Banjarbaru, Damini (63).
Damini mengatakan, kenaikan harga kedelai ini terjadi sejak beberapa bulan yang lalu.
Sebelum harga naik, ia biasa membeli kedelai di pengusaha kedelai seharga Rp 6,8 juta per ton. Namun ketika harga naik, kini ia dan sang suami harus merogoh kocek lebih dalam lagi, Rp 7,7 juta per tonnya.
”Itu kalau membeli secara tunai, kalau cicil (hutang) bisa lebih mahal lagi,” bebernya saat ditemui di rumah produksi tempenya, Rabu (5/9/18).
Meskipun harga kedelai naik, namun ia mengaku tidak terlalu mempengaruhi produksi tempenya dan tetap mengutamakan kualitas. Untuk 1 potong (balok) tempe, ia tetap menjualnya dengan harga Rp 5 ribu.
Damini menambahkan, dalam satu hari ia dan sang suami bisa memproduksi 300 potong (balok) tempe dari 80 kilogram kedelai yang diolah.
”Biasanya tukang sayur keliling yang ambil ke sini, ada juga yang dibawa ke pasar-pasar,” ungkap ibu dari 6 orang anak ini.