REDAKSI8.COM – Tim asuhan dari Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Piranha Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM Kalsel, pada perlombaan Mapala Uniska Galon Rafting Competition Cup 6 tingkat Nasional, hanya mampu mencapai semi final.

Pasalnya, satu-satunya tim Mapala Piranha yang tersisa dari 4 tim yang di utus, yakni tim Piranha Jaya, terpaksa harus berbesar hati menerima kekalahan atas lawannya, tim Pramac Satelit utusan Mapala Fisipioner ULM, saat berduel di babak semi final, di Siring Piere Tendean, Minggu sore (29/4).

Kendati demikian, pada race pertama di babak semifinal itu, tim Piranha Jaya sempat memimpin, namun ketika memasuki belokan putar balik, tim ini malah menabrak tiang penanda belokan itu sendiri. Dengan semangat untuk dapat melaju ke babak final, tim ini berhasil lolos dari tiang penanda itu dan kembali melesat.
Tim Pramec Satelit lumayan kewalahan menghadapi aksi tim Piranha Jaya di last crossline, yang telah melakukan kayuhan tanpa henti, setelah terlepas dari kesulitan sebelumnya.
Hampir menyusul, tim Pramac Satelit juga tampil habis-habisan mengayuh cepat. Sampai pada garis finish, perbedaan waktu kedua tim hanya berkisar kurang lebih 5 detik.
Mapala Piranha tetap harus bertanding lagi melawan tim Mantaya Fisipioneer, untuk memperebutkan juara ketiga, lantaran di babak semifinal dipenuhi oleh 3 tim utusan Mapala Fisipioneer.
Kekalahan terulang kembali. Mapala Piranha yang telah mengubah formasinya harus mengakui keunggulan tim dari Mapala Fisipioner.
Awalnya, sang captain Ilham berada di posisi belakang, bertukar posisi dengan Mas’ud yang berada diposisi depan, Hamzah yang bertugas sebagai kontrol kecepatan masih berada di tengah.
Meskipun telah mengerahkan seluruh tenaga dan kecepatan, namun dewi fortuna masih belum berpihak kepada tim Mapala Piranha pada last race ini. Padahal saat di tikungan, tim ini sudah dengan mulus membelok. Hanya saja sesudah perahu galon yang dikemudikan tim Piranha Jaya ini seusai bermanuver, menjadi sedikit melambat.
Menjunjung motto, Waja sampai Kaputing, menurut Muhammad Syahruji, senior Mapala Piranha mengatakan, tim Piranha Jaya sudah melakukan yang terbaik untuk meraih kemenangan semaksimal mungkin, hanya saja belum beruntung.
“Syukuri saja, kan ini ajang se-Indonesia, bangga dong bisa menjadi juara 4. Dan yang paling penting evaluasi, karena tidak menutup kemungkinan tahun depan akan ada lagi perlombaan ini,” nasehat pria yang akrab di sapa Uji.
Sebelumnya di babak delapan besar, Tim piranha Jaya ketika berhadapan dengan tim Dayung Kompas Borneo adalah kemenangan mutlak. Kepiawaian Ilham, Hamzah dan Mas’ud dalam mendayung, membuat lawan tandingnya “kocar-kacir” untuk mengejar tim yang satu ini.
Beda halnya tim Amazon, yang tampil habis-habisan “menebas” permukaan air saat berhadapan dengan tim Mahakam dari Fakultas Fisipioner, dimana selisih kecepatan kedua tim ini sangatlah tipis.
Ketika memasuki jalur balik arah, Tony dan kawan-kawan mengambil keputusan yang kurang tepat, dimana saat berbelok tim ini terlalu melebar mengambil arah putaran ditambah teknik manuver yang digunakan belum maksimal.
Momen inilah yang menjadikan tim “monster” itu tertinggal sepersekian detik, serta mengantarkan salah satu tim andalan Mapala Piranha tersebut harus “turun panggung” untuk memperebutkan tiket semifinal.
Sejak tahun 2011 Mapala Piranha dan Mapala Fisipioner, sudah menjadi Rival dalam perlombaan galon rafting ini.
Selama Big Match ini, supporter kedua tim serta para penonton yang menyaksikan pertandingan ini, begitu heboh.
Tentu saja, perlombaan ini tidak menghilangkan nilai-nilai sportivitas dan menjadi ajang silaturahmi antar mapala.