REDAKSSI8.COM, BANJARBARU – Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) akan menghadapi puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2025.

Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor tengah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalsel untuk meningkatkan kewaspadaan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di banua.

Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Provinsi Kalsel, Fathimatuzzahra mengatakan, sejak lama sejumlah persiapan kewaspadaan telah dilakukan, salah satunya dengan melaksanakan patroli di kawasan hutan.
“Patroli kami sudah pasti, kemudian kami sudah kumpulkan PPKH (Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan), kami juga sudah kumpulkan PBBH (Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan),” ujarnya.
Terkait PPKH tersebut dikumpulkan untuk memberikan izin guna pemanfaatan sebagian kawasan hutan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan tersebut.
Begitu pun dengan PPBH dikumpulkan untuk meningkatkan kesiapannya menghadapi puncak musin kemarau.
“Untuk PPKH kita minta kumpulkan yang punya tanaman-tanaman ditanam dalam program rehabilitasi daerah aliran sungai (Rehab DAS), kami sudah kumpulkan para PPBH yang disebut dulu ATI terkait bagaimana kesiapan mereka,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, sudah sejak lama berbagai persiapan dilakukan hingga saat ini, sebab karhutla merupakan bencana yang kerap kali datang setiap tahunnya.
“Karhutla memang datang setiap tahun seperti tamu tak diundang, sejak awal kesiapan kami sudah menjadi hal yang harus dilaksanakan,” imbuhnya.
Selain itu, pemerintah telah menyiapkan kesiapsiagaan lintas instansi, seperti kolaborasi terkait pendirian dan pembangunan posko di titik-titik rawan terjadi karhutla.
“Mereka membangun posko, termasuk memastikan ketersediaan air, kemudian tim patroli, siaga, sarana prasarana dan lainnya,” sebutnya.
Pemerintah provinsi akan terus berkomitmen dalam mengedepankan pro-active readiness, kolaborasi multisektor, hingga kesiapan respons cepat untuk mengatasi potensi karhutla sebelum meluas.
“Yang ada difungsikan, yang kurang ditambahkan,” pungkasnya.