REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Jelang Idul Adha umat Muslim, sejumlah harga hewan kurban mengalami fluktuasi.
dibandingkan harga di tahun lalu, harga hewan kurban ada yang mengalami kenaikan ada pula yang justru turun.
Seperti harga jual hewan kurban kambing menjelang Idul Adha Tahun 2023 di peternak Kota Banjarbaru lebih murah dari tahun sebelumnya.
Hal tersebut disampaikan salah satu pemilik Peternak Kambing di Jalan Guntung Payung, Kota Banjarbaru Hasan.
Katanya, tahun ini harga kambing turun, kisarannya dari Rp2,7 juta – Rp3 juta per ekor.
Sedangkan tahun kemarin, harga kambing berkisar Rp4 juta sampai Rp7 juta per ekor.
“Tahun ini harga kambing betina kita jual Rp2.750.000 sesuai badget orang masjid. Kalau jantan minimal Rp3.5 juta. Berbeda dengan harga tahun lalu yang mahal,” terang Hasan, Rabu (14/6/23).
Sebab harga tahun lalu lebih mahal, ditemukan adanya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi maupun kambing.
Sehingga tidak semua hewan ternak dari luar bisa masuk ke Kota Banjarbaru, pemeriksaan pun cukup ketat.
Padahal pada momen itu tentu banyak masyarakat yang mencari hewan kurban baik itu sapi maupun kambing untuk disumbangkan sebagai hewan kurban.
Meski begitu, Hasan yakin pada lebaran Idul Adha tahun ini penjualannya bisa mengalami peningkatan, lantaran sudah bisa mendatangkan kambing dari luar, seperti dari Jawa Timur dan Malang.
“InsyaAllah ada, alhamdulillah sekarang 2 kali lipat pasti ada peningkatan tahun ini, karena kemarin selain susah juga susah mengambilnya dari luar,” ungkapnya.
Ia menerangkan, tahun lalu penjualan kambing hanya 200 ekor.
Tahun ini penjualan diperkirakannya bisa mencapai 400 hingga 500 ekor kambing.
“Sekarang yang sudah laku sekitar 70 ekor, biasanya penjualan kambing ramai saat 1 Minggu sebelum lebaran,” ujarnya.
Sedangkan untuk pemeriksaan kesehatan hewan ternak kambing, ujarnya sudah diperiksa.
Seperti penyakit Peste De Petits Ruminant (PPR) dapat menyebabkan sakit bahkan kematian antara 80-100 persen Cirad Lab, penyakit mata (pink eye) menyebabkan kebutaan hingga penurunan produktivitas, serta penyakit busuk kuku yang bisa membuat kambing pincang, dan lainnya.
“Sekarang memang harus memenuhi syarat untuk ngirimnya, yakni dikantor karantina, kadang dapat dari luar, juga dari petani-petani yang jual kambingnya kita beli,” katanya.
Saat ini jumlah kambing yang berada dikandang Hasan ada 100 ekor.
Lalu dalam pengiriman ke Kota Banjarbaru dari Jawa Tengah, Malang sekitar 300 ekor kambing.
Harga Kambing Turun, Sapi Malah Naik
Berbeda dengan kambing, harga sapi di Kota Banjarbaru pada tahun ini justru meningkat.
Seorang pemilik kadang ternak sapi di Jalan Loktabat Utara, Kota Banjarbaru Heru mengaku, kisaran harga sapi kurban tahun ini rata-rata seharga Rp18 juta sampai Rp19 juta, dengan kenaikan harga sekitar Rp1,5 juta sampai Rp2 juta.
Kenaikan harga sapi kurban ini disebabkan harga beli dari luar sudah meningkat, sehingga berpengaruh kepada harga jual di Kota Banjarbaru.
Yang mana sapi-sapi kurban tersebut didatangkan langsung dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara barat (NTB).
“Untuk kesehatan sapinya, saat sapi datang kami langsung menghubungi Dinas dan langsung di vaksin,” katanya.
Namun, Heru menjamin, untuk ketersediaan kuota sapi kurban tahun ini dijamin aman, serta sehat karena sampai sekarang kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tidak ada di Kota Banjarbaru.
Karena perawatan kebersihan kadang sapi di CV. Maju Jaya Jalan Loktabat Utara, Kota Banjarbaru tersebut dilakukan pembersihan setiap hari.
“Alhamdulillah tidak ada satupun, karena sapinya masuk cuman dari satu tempat saja, jadi tidak sembarang sapi yang bisa masuk,” lanjutnya menerangkan.
Sementara, kuota sapi kurban ditempatnya 800 ekor, yang sudah terjual sudah 200 ekor.
Jika sesuai dengan yang diprediksikannya, Ia akan menambah kuota sapi kurban, namun masih belum pasti.
“Kemungkinan tahun ini 800 an, alhamdulillah sudah 200 an lebih sapi yang di boking,” tandasnya.
Pada tahun lalu penjualan sapi kurban mencapai kurang lebih 1000 ekor, konsumen yang membelipun kebanyakan dari masjid-masjid yang bekurban dari berbagai daerah, seperti Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Martapura.
Penulis Irma