Mandai atau kulit buah tampedak (tiwadak) menjadi makanan khasnya orang suku banjar dan Kalimantan pada umumnya.
Acap kali disajikan dengan ragam cara. Ada yang cuma digoreng biasa, ada juga yang diolah oseng-oseng bersama sayuran dan rempah alam lainnya.
Namun, Mandai yang akan diturunkan Redaksi8.com pada artikel kali ini sedikit berbeda.
Disajikan dengan cara dan dimasak sedikit beda dari biasanya, masakan Mandai yang dijual di Café Teras7 di Jalan Delima Kelurahan Guntung Paikat, Banjarbaru Kota (depan percetakan benawa<-red) itu telah terbukti mampu menyihir konsumennya.
REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Di Café Teras7, mandai disajikan dengan dua varian. Pertama diolah menjadi sambal yang sekarang cukup dikenal warga Banjarbaru, dikenal Sambal Mandai.
Kedua, dimasak menjadi sayur kuah mandai betanak. Mandai di masak menggunakan santan dengan dilengkapi bumbu dan rempah-rempah penyedap rasa lainnya.
Menurut salah seorang pengunjung café itu, Padmo, yang jauh-jauh datang dari Kota Banjarmasin mengaku, rasa masakan mandai batanak plus Sambal Mandai yang ia nikmati disana, kaya dengan rempah.
“Kebetulan saya tadi mesan Nasi Mandai Ayam Tanak, nasinya terasa gurih, kemudian kuah santan mandai dan ayamnya ngeblend (tercampur<-red) dengan pas, plus sambalnya yang maknyoss, perpecto,” ungkap Padmo kepada Redaksi8.com.
Senada dengan Padmo, Sani warga Hulu Sungai Selatan yang kebetulan datang ke Café Teras7 menyatakan, dirinya terasa bernostalgia ketika memakan Nasi Mandai.
“Tadi mesan Nasi Mandai Ayam Lamak, jadi kaingatan lawan kuitan (teringat orang tua<-red), dahulu ketika dikampung, mama sering menggoreng mandai, enak lah,” ceritanya.
“Apalagi uniknya ini, topingnya selain Mandai goreng kering dan ayam yang empuk, juga ada sepat kering gurih, nyaman banar (enak sekali<-red),” sambungnya sambil mengacungkan jempol.
Selanjutnya warga Martapura, Rahmadi menambahkan, Nasi Mandai Ayam Tanak yang ia rasakan, mempunyai rasa unik.
“Jadi kalau diibaratkan, membuat lidah bergoyang, perut kenyang, pikiran senang,” tuturnya berseloroh sambil tertawa kecil.
Lain lagi dengan Rahma, Ia mengaku sempat terharu saat menikmati hidangan Nasi Mandai Ayam Tanak.
“Ulun kada tahu jua (saya tidak tahu<-red), saat makan nasi Mandai ayam Tanak tadi, rasa dandaman Ulun lawan aruah mama rasa tasalurakan, asa lapang hati, himung tu nah kaya tadapat mama (saya tidak tahu juga, ketika makan nasi Mandai ayam Tanak tadi, rasa rindu dengan almarhumah mama terasa tersalurkan, hati lega, senang seperti bertemu dengan mama<-red),” ungkapnya.
Muhammad, koki yang memasak menu nasi Mandai menerangkan, ada dua menu nasi Mandai, pertama nasi Mandai ayam/dadar telur Lamak, dan Nasi Mandai Ayam/Intalu Tanak.
“Kalau nasi Mandai ayam/dadar Lamak, nasi lemak yang diberi Mandai goreng, dengan pilihan lauk ayam goreng atau dadar telur, dengan toping sepat kering, dan sambal Mandai,” terangnya.
Sedangkan kalau Nasi Mandai Ayam Tanak cetus Muhammad, nasi lemak yang diberi kuah santan dengan rempah tradisional yang diisi dengan Mandai dan ayam atau telur, plus sambal Mandai dan toping sepat kering.
“Kita open order untuk menu nasi Mandai mulai jam 5 sore sampai jam 10 malam, silahkan datang, dan nikmati menu khas Banjar ditempat kami,” ucapnya.
Sedangkan bagi pelanggan yang sudah memesan nasi Mandai dan ingin membawa pulang sambal mandainya, cukup mengeluarkan uang 23 ribu rupiah dapat satu botol.
Masakan itu juga bisa dipesan di aplikasi Go Food.