REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Wakil Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Sri Puji Astuti, mengungkapkan, pengaruh perempuan dalam proses pembuatan kebijakan maupun pengambilan keputusan di parlemen masih sangat terbatas.
Meski telah menjabat selama 11 tahun sebagai legislator, ia percaya perjuangan untuk memperkuat peran perempuan di parlemen masih terus berlanjut.
“Ini adalah perjuangan yang berkelanjutan. Meskipun saya berada di posisi strategis, pengaruh perempuan tetap kecil,” ujar Astuti.
Sri Fuji Astuti menekankan pentingnya pendidikan sebagai fondasi utama dalam meningkatkan pemahaman tentang kesetaraan gender.
Dia yakin pendidikan yang baik akan mampu mengurangi ketimpangan gender, terutama dalam pengambilan keputusan politik dan kebijakan publik.
Lebih lanjut, ia menyoroti urgensi regulasi yang mendukung pemberdayaan perempuan, seperti kuota minimal 30% keterwakilan perempuan di parlemen.
“Kesetaraan gender harus diimplementasikan bukan hanya dalam teori, tetapi juga dalam praktik dan kebijakan yang nyata. Sistem pendukung pemberdayaan perempuan harus diperkuat agar kita bisa mencapai kesetaraan yang lebih nyata,” tambahnya.
Senada dengan Astuti, Akademisi Unmul dan Peneliti Gender, Fajar Apriani menekankan pentingnya integrasi materi gender dalam dunia pendidikan.
Ia menilai bahwa pemahaman tentang kesetaraan gender harus menjadi bagian dari setiap mata kuliah, tidak hanya terbatas pada mata kuliah yang secara khusus membahas isu gender.
“Kesetaraan gender merupakan bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang wajib dipahami,” jelas Apriani.
Keduanya sepakat upaya mengatasi ketimpangan gender tidak hanya cukup melalui kebijakan, tetapi juga membutuhkan perubahan pola pikir masyarakat dan lingkungan pendidikan.
“Pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai patriarki dan mendorong peran perempuan dalam masyarakat,” tutup Astuti.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam acara Talkshow dan Diskusi Interaktif bertajuk ‘Peran Strategis Kampus dalam Mendorong Peningkatan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Kota Samarinda untuk Mewujudkan Pembangunan yang Inklusif, Mandiri, dan Berkelanjutan’ yang digelar Sabtu (03/05) di Gedung Masjaya, Universitas Mulawarman (Unmul).
Acara ini digelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) yang bekerjasama dengan Kementerian Gender Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu dan Politik (Fisip) Unmul dalam rangka memperkuat sinergi antara institusi pendidikan tinggi dan pemerintah daerah untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya pada aspek kesetaraan gender.

