REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Dalam mengatasi permasalah Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Anak Putus Sekolah (APS), Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru melaksanakan program unggulan belajar paket di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Banjarbaru yang saat ini menjadi prioritas.
Kelompok belajar ini terdiri dari tiga paket, yakni paket A, paket B, dan paket C yang tersebar di tujuh PKBM di lima Kecamatan se-Kota Banjarbaru.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Banjarbaru, Dedi Sutoyo mengatakan, pelaksanaan pembelajaraan program PKBM berjalan dengan baik dan berkembang.
Maka percepatan penanganan ATS/APS di tingkat Kota Banjarbaru Tahun 2024 dapat terlaksanakan.
“Sekarang setiap Kecamatan sudah ada PKBM, kita punya tujuh PKBM plus satu SKB dan saya pikir bisa mengakomodir dalam hal penanganan ATS maupun APS di Kota Banjarbaru,” ujarnya, Senin (9/12/24).
Selain itu, PKBM ini merupakan pengawalan sekaligus kerjasama yang dilakukan oleh Disdik Banjarbaru bersama lembaga diklat swasta terkait.
“Kehadiran teman-teman PKBM dengan semangat datang rumah ke rumah, kembali menarik anak-anak di Kota Banjarbaru untuk kembali mendapatkan program pendidikan yang fleksibel dengan kondisi real keluarga masing-masing,” jelasnya.
Dedi menjelaskan, terkiat detail ATS itu berbeda setiap waktuny, jika dalam dua tahun terakhir dikenal dengan sebutan anak pernah sekolah, belum pernah mengikuti proses pembelajaran, atau lulus tidak melanjutkan (LTM) dan drop out (DO).
Tetapi berbeda dengan tahun ini, dalam segmentasinya ATS akan berkembang menjadi anak belum pernah bersekolah dan lainnya.
“Segmentasi ATS berkembang terus, tahun ini kita mengenal belum pernah bersekolah, dua tahun lalu tidak ada istilah tersebut, yang ada cuma seperti lulus tidak melanjutkan,” ungkapnya.
“Dengan begitu kalau tren kenaikan bisa dibilang juga Banjarbaru turun dari sisi LTM dan DO, sementara kalau tren ATS secara keseluruhan belum bisa disimpulkan,” sambungnya.
Oleh karena itu, adanya program prioritas PKBM ini menjadi solusi terbaik untuk anak-anak di Kota Banjarbaru agar dapat kembali mendapatkan akses bersekolahnya.
Bahkan, kegiatan belajar mengajar dalam program PKBM dilakukan sama seperti sekolah negeri pada umumnya, seperti lamanya pendidikan hingga penerapan kurikulum merdeka belajar.
“Mereka fleksibel karena ada sistem modul, tatap muka hingga daring. Konsep kurikulum merdeka juga sudah diakses sampai ke PKBM dan akun belajar termasuk rapor pendidikanannya sudah diterapkan di PKBM,” pungkasnya.