REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru menggelar sosialisasi penanganan dan penanggulangan bencana untuk kelompok penyandang disabilitas di Aula Linggangan Sekretariat DPRD, Kota Banjarbaru, Rabu (30/4/25).
Tujuannya untuk memberikan pemahaman serta kemampuan kepada difabel dalam penanganan dan penanggulangan bencana.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD, Kota Banjarbaru, Zaini Syahranie menyebutkan, kegiatan ini diikuti sekitar 100 orang difabel, diantaranya tuna rungu, tuna wicara, dan tuna netra.
Selain itu, dalam kegiatan ini sengaja didatangkan narasumber dari UPTD Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang bersertifikasi untuk memberikan materi.
“Hari ini Alhamdulillah dengan koordinasi dengan UPTD Dinas Sosial Provinsi Kalsel, mereka sudah bersertifikasi dapat memberikan program materi,” ujarnya, Rabu (30/4/25).
Demikian, katanya tidak hanya masyarakat biasa saja yang paham, namun penyandang disabilitas juga harus tahu akan dasar-dasar penanggulangan bencana.
“Kalau ada bencana mereka sudah siap, dan ini juga salah satu mitigasi kita bekerjasama dengan BPBD Provinsi Kalsel terkait penguatan ketahanan iklim,” ungkapnya.
Zaini juga mengaku, bahwa pihaknya sempat kesulitan untuk mencari narasumber yang bisa menyampaikan materi kepada teman-teman difabel.
Namun, kegiatan ini ternyata telah lama diinisiasi sendiri oleh kawanan penyandang disabilitas di Kota Banjarbaru.
“Masih ada lagi disabilitas yang lain nanti akan kita lakukan bertahap agar semua ikutserta,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Kesejahteraan Tuna Netra Nusantara Kalsel, Sigit Kurniawan mengatakan, sangat menyambut baik kegiatan yang telah diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru ini.
“Saya menyambut baik, kebetulan memang inisiasi kami dari yayasan untuk memberikan pemahaman kepada disabilitas tentang dampak sekaligus cara bagaimana kita siaga dalam menghadapi berbagai bencana yang ada di Kalsel,” katanya.
Sigit pun berharap, kegiatan sosialisasi seperti ini dapat terus berlangsung, sampai kepada sosialisasi simulasi yang dapat dipraktekan penyandang disabilitas dalam hal penanganan apabila terjadi bencana.
“Agar teman-teman bukan hanya menyerap secara teori saja, misalnya dia menglami bencana lalu bagaimana dia minimal dapat menyelematkan dirinya sendiri dari bencana,” tuturnya.
Sebab, didaerah tempat tinggalnya yakni Kelurahan Mentaos, Kecamatan Banjarbaru Utara berada di dekat sungai sehingga sering kali terjadi bencana banjir.
“Dengan kegiatan ini jadi lebih tau cara menyikapi pada saat bencana, jadi tidak hanya pasrah atau bahkan panik,” tuntasnya.

