
Tidak hanya sampai disana, Agus panggilan akrabnya juga mengkritisi saluran pembuangan air dari meja dagang menuju saluran drainase yang belum rapi di beberapa titik lokasi. Sehingga air buangan dari meja dagang ada yang merembes membasahi lantai pejalan kaki pengunjung yang melintas di area jual beli ikan.
“Yang perlu diperhatikan sebenarnya rantai dinginnya khusus ikan air laut supaya ikan bisa dingin sampai akhir,” menurutnya.
Ia menilai, es batu dari tempat asal ikan itu dibeli oleh para pedagang sudah habis, jadi kualitas ikan yang dipasarkan ke masyarakat kemungkinan sedikit berkurang. Seharusnya Ia menyarankan, es batunya selalu diganti. Karena selain untuk mendinginkan, es batu juga dijadikan untuk mencuci ikan, dan airnya pun juga mengalir terus ke pembuangan.
Dimana secara konstruksi meja dagang lebih jauh semestinya dibikin lebih agak miring, supaya pembuangan air terjadi terus menerus, tidak tergenang dan otomatis kondisi kebersihan ikan tetap terjaga.
“Satu lagi yang kurang disini tadi, yaitu pabrik es untuk mendinginkan ikan,” cetusnya.
Setelah itu dari Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Muda BPOM Banjarmasin, Leny sanjaya mengatakan, kebersihan tempat dan pengelolaan dipasar menjadi penilaian pihaknya. Dari sisi kandungan bahan pada ikan menjadi indikator penting dalam penilaian.
“Dari hasil uji di laboratorium itu nanti menjadi bahan pengawasan kami. Mudah-mudahan tidak ada yang mengandung bahan berbahaya,” tandasnya.



