REDAKSI8.COM, KALSEL – Belum inkrah satu masalah dengan seorang guru Honorer, Diduga Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammadun berulah lagi.
Baru-baru ini Madun (panggilan akrab<-red) diduga menantang adu bacok seorang aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Barisan Anak Bangsa Anti Kecurangan (BABAK), Aliansyah melalui sambungan telepon.
Ajakan adu bacok tersebut ujar Aliansyah, disampaikan Madun ketika dalam sambungan telepon yang diduga adalah suara Madun.
Pada percakapan sambungan telepon keduanya yang berhasil direkam, diduga suara Madun dengan nada tinggi menanyakan apa mau dari Aliansyah sembari memperkenalkan dirinya.
“Ikam handak (kamu mau -red) apa, ikam Aliansyah kalo (kan -red), ini Madun,” ujar si penelpon yang diduga adalah suara Madun kepada Aliansyah.
Di tengah percakapan, terdengar ajakan bertemu dari diduga Madun kepada Aliansyah untuk berduel adu bacok.
“Astaga ikam nih (kamu ini), mau ikam (kamu) apa, ketemu aku di hutan atau dimana terserah. Ku tawari (ajak), ikam (kamu) bawa parang (bilah besi tajam) aku bawa parang, ikam (kamu) nimpas (bacok) aku dulu, imbah itu (setelah itu) baru aku nimpas (bacok) ikam (kamu),” ucap diduga suara Madun kepada Aliansyah.
Aliansyah pun lantas heran dan menanyakan kepatutan Madun, yang merupakan kepala dinas berbicara tidak sopan seperti dalam sambungan telepon yang berhasil direkamnya tersebut.
“Kepala dinas bepandir kaya ini, kayapa kisahnya (kepala dinas bicara seperti ini, bagaiamana ceritanya -red),” tanya Ali.
Kemudian diduga Madun menjawab dengan lantang bahwa memang seperti itu cara kepala dinas berbicara.
“Iih emang kaya ini (iya memang seperti ini -red) kepala dinas bepandir (berbicara -red),” jawabnya.
Alhasil, berbekal rekaman telepon itu, Aliansyah bersama Kuasa Hukumnya, Budi Khairiansyah membuat laporan ke polisi atas tindakan tidak bermoral Madun tersebut.
Budi mengatakan, pihaknya sudah menyimpan bukti rekaman telepon dari Madun yang mengajak duel adu bacok Aliansyah.
Selain itu, mereka telah melacak nomor telepon yang digunakan saat itu, dan diketahui atas nama Sirajudin, yang merupakan Ajudan dari Kadisdik Kalsel, Madun.
“Bukti kita rekaman, dan untuk nomor telepon juga sudah kita lacak, atas namanya itu Sirajudin, ajudan dari Pak Madun,” tandasnya.