REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Kabut asap dari kejadian Karhutla beberapa waktu belakangan memicu kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) warga sekitar terutama yang dekat dengan titik rawan kebakaran.
Berdasarkan data dari Kepala Puskesmas Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Dr. Nani Andriani mengatakan, dari bulan Mei sampai Juni 2023 sebanyak 62 kasus dengan rincian 41 orang dari Landasan Ulin Barat, dan 21 orang di Landasan Ulin Selatan.
Kemudian, pada bulan Juli hingga 14 Agustus 2023 sudah mencapai 46 kasus, rinciannya 23 orang di Landasan Ulin Barat dan 23 dari Landasan Ulin Selatan.
“Beberapa memang banyak yang kena ISPA, sesak nafas, tapi untuk peningkatannya belum terlihat tinggi,” katanya.
Menurut Dr. Nani, jumlah warga yang terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) tidak signifikan dan tidak terlalu meningkat.
Sebab, sebagian besar warga di Kecamatan Liang Anggang ini sudah terbiasa dilanda kabut asap.
Kemungkinan banyaknya orang-orang yang terkena filek dan batuk itu lantaran cuaca yang tidak menentu (kadang panas kadang hujan<-red) ditambah adanya kabut asap.
“Memang orang-orang disini sudah terbiasa dengan kabut asap, tapi peningkatan terlalu signifikan itu tidak,” ujarnya.
Adapun usia rentan terinfeksi saluran pernapasan akut, yakni bayi dan balita.
Sementara itu, seorang warga Landasan Ulin Selatan, Kota Banjarbaru, Supian mengatakan, jika ada embun, lalu kebakaran pasti ada kabut asap.
Dengan adanya kabut asap ini, Ia mengaku, sangat terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
“Jelas terganggu, pernah Kabut asapnya di jam 2 malam dengan jarak pandangan 1 meter saja, kalau ini kabutnya sekitar jam 5 pagi,” ujarnya.
Supian mengatakan, untuk gangguan pernapasan saat ini belum mengalami, karena jika terjadi kabut asap Ia mengantisipasi dengan menimum jamu dan obat-obatan.
“Kalau orang-orang kemungkinan ya, tapi saya alhamdulillah diberi kesehatan, jika tidak dipelihara kesehatan pasti banyak yang terkena batuk dan asma,” pungkasnya.