REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam yang terletak di Desa Mandiangin Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), kini bertransformasi dengan menerapkan sistem pembayaran retribusi secara elektronik atau menggunakan QRIS dan aplikasi m-banking per 1 Juli 2025.

Pelaksanaan digitalisasi retribusi dinilai sebagai langkah penting dalam meningkatkan efisiensi pelayanan publik, serta mengurangi potensi kebocoran pendapatan daerah.

Setelah dua pekan diberlakukan, ternyata di lapangan diakui oleh Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalsel, Fathimatuzzahra, memang masih ditemukan sejumlah kendala untuk pembayaran retribusi masuk.
“Kita per 1 Juli kemarin sudah masuk melalui non tunai tetapi ternyata di lapangan ada beberapa kendalanya dari sisi Bank Kalsel, kemudian internet dan lain sebagianya,” ujar Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Provinsi Kalsel, Fathimatuzzahra saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
Ia menyebutkan, sekarang pembayaran melalui QRIS masih belum 100 persen dapat dilakukan.
Kendati demikian, kedepan Pemerintah akan terus berupaya supaya kebijakan sistem pembayaran retribusi elektronik ini dapat diterapkan dan tidak ada kendala.
“Kita sudah berkordinasi juga dengan Bapak Sekda terkait bagaimana caranya agar kita bisa 100 persen melakukan transaksi non tunai,” ujarnya.
Dengan kebijakan tersebut diharapkan dapat menekankan pentingnya optimalisasi potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui tata kelola keuangan yang transparan dan berbasis teknologi.
“Walaupun tidak ada penyelewengan, namun dengan non tunai menjadi suatu upaya agar tidak ada kebocoran, saya harapkan demikian,” harapnya.
Selain mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel, langkah itu menjadi bagian dari strategi besar Pemprov Kalsel dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pendapatan daerah.
“Disamping itu kita juga sedang dalam era digital, sehingga harapannya bisa seperti masuk Bandara yaitu menggunakan tapcash,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu pembantu kegiatan retribusi Tahura Sultan Adam, Rusliansyah mengatakan, sejak diberlakukannya QRIS, antusias pengunjung sudah mencapai angka 70-80 persen.
“Lebih memilih QRIS untuk sementara karena diberlakukan kebijakan maka yang sudah memakai QRIS 70-80 persen,” ucapnya.
Rusli menyebutkan, untuk menghindari adanya kendala mengakses jaringan atau internet saat melakukan pembayaran QRIS, pihaknya pun
telah menyediakan wifi gratis.
“Untuk masalah jaringan kita aman karena ada wifi, kendalanya mereka tidak punya aplikasi seperti m-banking, dana, shopeepay dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Salah satu pengunjung Tahura Sultan Adam, Rizal mengaku tidak mengalami kesulitan jaringan saat mengakses pembayaran melalui QRIS, sebab telah disediakan wifi gratis.
“Alhamdulillah bagus dan mudah, jaringannya aman karena tersedia wifi. Memang sudah sering ke Tahura untuk liburan keluarga, kebetulan hari ini membawa tiga rombongan keluarga,” tandasnya.