REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Temuan kasus baru Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) atau Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kota Banjarbaru menempati urutan kedua tertinggi di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Angka yang tinggi itu justru dipandang sebagai hasil positif dari kerja keras tenaga kesehatan dalam melakukan deteksi dini.
“Dari Januari sampai Agustus, orang yang ditemukan HIV ada 51 orang. Sekitar 20 orang di antaranya bukan warga Banjarbaru,” ungkap Relawan Penanggulangan HIV Banjarbaru, Edi Sampana beberapa waktu lalu.

Namun, angka itu merupakan lonjakan yang mengkhawatirkan. Ia menegaskan, tingginya angka temuan berarti kasus dapat diketahui sejak awal sebelum menimbulkan penularan lebih luas.
“Semakin banyak ditemukan itu semakin baik. Bukan semakin jelek,” tegasnya.
Edi menyebutkan, Kota Banjarbaru saat ini berada di urutan kedua setelah Banjarmasin. selanjutnya posisi ketiga ditempati Kabupaten Banjar, dan keempat oleh Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
“Sekali lagi, semakin banyak ditemukan artinya kita semakin dini mencegah penularan,” jelasnya.
Menurutnya, pasien HIV yang lebih cepat ditemukan dapat segera diobati dan diberikan pendampingan, sehingga potensi menularkan kepada orang lain bisa ditekan.
“Kalau terlambat ditemukan, misalnya di Kabupaten atau Kota lain yang angkanya rendah, kemungkinan besar penularan masih terus terjadi,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, HIV memiliki masa inkubasi yang cukup panjang.
Dimana gejala bisa muncul antara dua hingga lima tahun setelah seseorang tertular.
Pada dua tahun pertama, penderita biasanya masih terlihat sehat, sedangkan setelah lima tahun umumnya mulai sakit-sakitan.
“Jadi kita, petugas kesehatan, maupun masyarakat diharapkan bisa menemukan kasus sedini mungkin. Caranya dengan penyuluhan,” tuntasnya.
