Desa Tunggul Irang berada di sepanjang sungai Martapura. Pada awalnya belum dinamakan sebuah desa karena hanya berupa tempat yang dijadikan tempat tambatan perahu dan tepian sungai untuk memenuhi keperluan sehari-hari seperti mencuci dan mandi karena air yang tenang dan jernih oleh masyarakat yang berdiam di daerah dataran tinggi seperti Desa Jawa Laut dan Keraton.
Dipinggir sungai ini pulalah dari hari ke hari tumbuh dan berkembang bangunan perumahan penduduk, dan karena lokasinya yang tenang dan dirasa cocok sebagai tempat pemukiman maka disini pulalah pada jaman perjuangan ada pula para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia yang bertempat tinggal di lokasi ini. Di sini juga terdapat tokoh-tokoh agama yang sangat dihormati dan dikagumi karena keilmuannya seperti Almarhum KH. Husin Qoderi, KH. Badaruddin, KH. Muhammad Rosyad, KH. Husin Mugeni dan lain-lain yang hingga sekarang ini masih dapat kita lihat hasil perjuangan mereka untuk meningkatkan kualitas anak bangsa.
Pada jaman penjajahan Belanda, menurut Irfan ketua RT.03 Desa Tunggul Irang Ulu, kampung ini dianggap membahayakan karena terdapat banyak tokoh agama yang dapat menghambat gerak langkah mereka untuk menancapkan kuku penjajah di bumi Serambi Mekkah ini, maka oleh penjajah kampung ini dibumihanguskan sehingga tinggalah puing-puing perumahan berupa tonggak kayu berwarna hitam karena terbakar.
Namun, demi kecintaan para pejuang tersebut untuk bumi Serambi Mekkah, akhirnya para penduduk yang telah bercerai berai karena tempat tinggal mereka terbakar dan bersepakat untuk membangun kembali rumah-rumah mereka dilokasi terbakar tersebut yang hanya menyisakan puing bangunan yang hirang (hitam – Red) agar mereka lebih mudah memberi kabar kepada warga lain yang masih berada didaerah lain, mereka mengajak untuk berkumpul kembali di tempat semula yang kemudian dinamakan KampungTunggul Irang (tunggul=tonggak dan irang=hitam).
Karena sudah melekat di lidah masyarakat tentang kampung yang dibangun di lokasi tonggak hitam tersebut, kemudian agar orang mudah menyebut dan mengingatnya maka kampung tersebut dinamakan “Kampung Tunggul Irang”.
Daerah Kampung Tunggul Irang ini cukup luas, sebelum adanya pemekaran mencakup beberapa desa sekarang ini yaitu Desa Tunggul Irang, Tunggul Irang Ulu, Tunggul Irang Ilir, Tunggul Irang Sebrang atau Murung kenanga. (jaini)