REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Sebagai bentuk upaya dan mengantisipasi kerawanan adanya kemungkinan hambatan pungut hitung pada hari H Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Banjarbaru petakan 15 indikator potensi Tempat Pemungutan Suara (TPS) rawan.
15 indikator tersebut diantaranya 2 TPS rawan paling sering ditemukan, 2 yang banyak terjadi dan 11 indikator lainnya tidak banyak terjadi namun tetap perlu diantisipasi.
Ketua Bawaslu, Kota Banjarbaru, Nor Ikhsan mengatakan, selama periode enam hari mulai tanggal 10-15 November pihaknya telah melakukan pemetaan kerawanan TPS.
“Pemetaan kerawanan tersebut dilakukan terhadap 8 variabel dan 26 indikator, diambil dari 20 Kelurahan di 5 Kecamatan yang melaporkan kerawanan TPS di wilayahnya,” katanya.
Ikhsan menjelaskan, dua indikator yang paling sering ditemukan adalah keberadaan petugas penyelenggara pemilu yang bukan pemilih di domisili TPS tempat mereka bertugas (45 TPS) dan adanya Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) di 27 TPS.
“Kedua indikator ini menjadi perhatian utama dalam upaya pencegahan potensi kerawanan,” ujarnya.
Kemudian, juga ada dua indikator yang cukup sering terjadi adalah keberadaan pemilih yang tidak memenuhi syarat (seperti meninggal dunia atau alih status menjadi TNI/Polri) di 17 TPS, serta pemilih disabilitas yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) di 11 TPS.
Karenanya, kedua kondisi ini memerlukan perhatian agar tidak menghambat proses pemilu.
Selain itu, 11 indikator lainnya yang teridentifikasi yakni meliputi isu keamanan, logistik, politik uang, politisasi SARA, netralitas penyelenggara dan aparat, serta kondisi lokasi TPS, seperti rawan konflik, sulit dijangkau, atau rawan bencana.
“Faktor-faktor ini diantisipasi agar tidak mengganggu kelancaran pemungutan suara,” ucapnya.
Dari variabel dan indikator tersebut, dikatakannya, sudah mencakup berbagai aspek dari penggunaan hak pilih, keamanan, netralitas, hingga infrastruktur seperti jaringan listrik dan internet.
“Pemetaan dilakukan sebagai langkah preventif untuk memastikan proses pemilu berjalan lancar dan aman,” sebutnya.
Demikian Ia berharap, adanya pemetaan ini dapat memperkuat pengawasan serta meningkatkan kualitas pelaksanaan pemilu yang transparan, damai dan adil di Kota Banjarbaru.
“Kami berkomitmen untuk mengurangi potensi hambatan melalui identifikasi awal dan koordinasi dengan pihak terkait,” pungkasnya.