BANJARBARU, REDAKSI8.COM – Mengantisipasi dampak musim kemarau yang diprakirakan terjadi pertengahan tahun 2023 nanti, Pemerintah Kota (Pemko) melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru akan melaksanakan beberapa upaya startegis, diantaranya penyiapan bibit-bibit unggul, perbaikan saluran irigasi dan perbaikan jalan usaha tani.
Sebab, dampak kemarau pastinya akan dirasakan langsung oleh para petani, khususnya mereka yang menggantungkan mata pencaharian sehari-harinya di sektor pertanian dan perkebunan.
Kepala DKP3 Kota Banjarbaru Abu Yazid Bustami menyampaikan, pihaknya sudah bertemu dan berdiskusi dengan ketua kelompok tani atas kemungkinan dampak kemarau yang akan datang.
Tentu saja ada kaitannya dengan petani, lahan dan air yang menjadi komponen utama di sektor pertanian dan perkebunan.
Nanti kata Yazid, pihaknya akan menyiapkan sejumlah bibit unggul yang tidak memerlukan banyak air, sehingga jika terjadi kemarau, petani tetap bisa panen.
“Bisa mengunakan bibit-bibit unggul yang tahan jika kurang air,” ujarnya kepada Redaksi8.com, Rabu (10/5/2023).
Tidak hanya itu, Yazid pun mengupayakan perbaikan saluran air atau irigasi, yang mana kewenangannya ada di DKP3 Kota Banjarbaru.
Hal-hal yang bisa dilakukan oleh pihaknya seperti perbaikan dan pembersihan saluran pengairan untuk lahan pertanian dan perkebunan di Banjarbaru.
Kemudian perbaikan jalan usaha tani supaya akses petani ke lahan bisa lebih mudah dan nyaman.
“Kami upayakan perbaikan saluran air dan irigasi yang kewenangannya ada di DKP3, juga perbaikan jalan usaha tani,” rencananya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Bakti, Palam, Kota Banjarbaru Yansyah menyampaikan, dirinya sudah menyampaikan kepada kepala DKP3 mengenai antisipasi kemarau.
Baginya, yang terpenting selama musim kemarau nanti air sungai di lahan pertanian maupun perkebunan tidak kering.
“Sekarang para petani memasuki pasca tanam,” bebernya.
“Saat ini kami fokus dipenyakitnya, dan lagi ada program dari Pemerintah Provinsi bantuan bibit padi unggul, dan untuk lahan kami diberi bantuan 25 hektare,” sambungnya.
Persiapan yang dilakukan Yansyah menghadapi musim kemarau biasanya menyediakan pompa air, pengadaan air dan membenahi bendungan-bendungan air.
“Beliau merespon dan setuju, bahkan beliau siap membantu beberapa unit mesin yang diperlukan untuk ekstaped airnya,” ujarnya.
Sedangkan untuk menangani hama lebih jauh, Yansyah sudah diberi pengarahan dan memperoleh obat dari DKP3 untuk membenah, bahkan Ia membuat PGPR untuk multivitamin tanaman.
“Padi yang terserang tongro kita beri obat. Itukan racun, artinya akan layu. Jadi pembenahnya itu setelah 3 hari kami beri PGPR atau multivitamin untuk memacu pertumbuhannya lagi,” pungkasnya.
Penulis Irma