REDAKSI8.COM, BANJAR – Senyum bahagia terpancar dari wajah Asiah (17), santriwati asal Kabupaten Kotabaru yang kini tinggal di Asrama Puteri Darussalam, Tanjung Rema, Martapura. Sabtu (14/6/2025) siang menjadi hari yang tak terlupakan baginya.
Kebahagian itu datang karena untuk pertama kalinya ia menaiki angkutan gratis menuju Pondok Pesantren Darussalam, fasilitas baru dari Pemerintah Kabupaten Banjar yang menjawab kebutuhan lama para santri.
“Biasanya saya jalan kaki dari Pasayangan ke pesantren. Sekarang alhamdulillah, sudah tidak perlu capek-capek lagi. Terima kasih kepada pemerintah daerah,” ucap Asiah penuh syukur.
Bukan hanya Asiah, puluhan santriwati lainnya pun turut merasakan manfaat dari layanan transportasi ini. Sejak lama mereka harus berjalan cukup jauh dari asrama menuju pesantren. Kini, angkutan gratis menjadi solusi nyata yang meringankan langkah mereka menuju ilmu dan ibadah.
Program ini merupakan inisiatif Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinas Perhubungan, sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan dan kesejahteraan para santri.


Kepala Dishub Banjar, I Gusti Nyoman Yudiana, melalui Kasi Keselamatan dan Pengendalian Operasional, Herry Ariyanto, mengatakan bahwa program ini merupakan perluasan dari layanan angkutan gratis untuk pelajar yang sebelumnya hanya menyasar sekolah umum.
“Kali ini kami perluas jangkauan ke pondok pesantren, khususnya untuk santriwati yang tinggal jauh dari lokasi belajar. Pondok Pesantren Darussalam memang sudah mengajukan permohonan, dan sekarang bisa kita realisasikan,” jelas Herry.
Untuk tahap awal, Dishub Banjar mengoperasikan empat unit angkutan dengan dua trayek utama, yakni Martapura–Cindai Alus dan Martapura–Karang Intan. Tidak menutup kemungkinan jumlah armada akan ditambah jika permintaan meningkat.
Program ini disambut hangat oleh pengelola Pondok Pesantren Darussalam. Ustadz H Muhammad Gozali, selaku pengasuh Asrama Puteri, menyampaikan apresiasi mendalam.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Bupati, Wakil Bupati, dan seluruh jajaran Dishub. Fasilitas ini benar-benar sangat dibutuhkan dan akan sangat membantu santriwati kami,” ujar Ustadz Gozali.
Sebagai bentuk rasa syukur, pihak pondok pun menggelar prosesi syukuran dan tapung tawar sebelum armada pertama diberangkatkan. Suasana haru dan gembira menyelimuti momen tersebut, menandai dimulainya babak baru perjalanan pendidikan para santriwati di Martapura.
Langkah kecil berupa angkutan gratis ini menjadi simbol besar dari keberpihakan pemerintah daerah terhadap pendidikan berbasis keagamaan. Santri tidak hanya dibantu secara fisik, tetapi juga secara moral, bahwa mereka tidak sendiri dalam menapaki jalan menuntut ilmu.
Melalui kebijakan ini, Pemerintah Kabupaten Banjar sekali lagi menunjukkan bahwa perhatian terhadap akses pendidikan bukan hanya slogan, tapi sebuah komitmen nyata.