REDAKSI8.COM, BANJAR – Setelah enam hari penuh semangat kebersamaan dan syiar keagamaan, rangkaian kegiatan Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 tingkat Kabupaten Banjar resmi ditutup di Alun-Alun Ratu Zalecha Martapura, Senin (27/10/2025) malam.
Penutupan acara dilakukan oleh Bupati Banjar H. Saidi Mansyur, yang diwakili Asisten Administrasi Umum Setda Banjar, Rakhmat Dhany, di hadapan ribuan santri, kiai, dan masyarakat yang memadati alun-alun kebanggaan warga Banjar tersebut.
Dalam sambutannya, Rakhmat Dhany menyampaikan rasa syukur dan bangga atas suksesnya seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung tertib, aman, dan meriah. Ia mengapresiasi kerja keras panitia serta partisipasi berbagai elemen masyarakat.
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berperan aktif — mulai dari pengurus cabang NU, badan otonom seperti Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU, IPPNU, hingga Banser, serta Disbudporapar yang telah bekerja sama dengan sangat baik dan sukses,” ujarnya.
Tak lupa, ia juga menyampaikan terima kasih kepada para pimpinan pondok pesantren, aparat keamanan, dan masyarakat yang turut menjaga ketertiban selama kegiatan berlangsung.
Rakhmat Dhany menilai, kegiatan Hari Santri Nasional tahun ini bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan momentum untuk mempertegas peran santri dalam pembangunan bangsa.
Menurutnya, santri masa kini tidak hanya piawai dalam ilmu agama, tetapi juga dituntut untuk kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk kemajuan teknologi digital.
“Kita telah menyaksikan semangat luar biasa dari para santri — mereka tampil dengan dedikasi, kedisiplinan, dan keikhlasan yang luar biasa. Ini bukti bahwa nilai-nilai pesantren seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kerja keras masih kokoh di tengah masyarakat,” katanya.
Ia menambahkan, Pemkab Banjar berkomitmen terus mendukung pengembangan pendidikan pesantren, pemberdayaan santri, serta penguatan ekonomi berbasis umat agar pesantren menjadi pusat lahirnya generasi unggul dan berkarakter.
Lebih jauh, Rakhmat Dhany berharap agar santri mampu menjadi pelopor perubahan positif, menjadi insan melek digital, dan tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga moralitas bangsa.
“Semangat jihad intelektual dan jihad moral harus terus dikobarkan agar pesantren tetap menjadi pusat pendidikan dan peradaban Islam yang melahirkan generasi cerdas, berakhlak, dan cinta tanah air,” tegasnya.
Ia menekankan, nilai dan pelajaran yang terkandung dalam kegiatan Hari Santri harus menjadi bekal bagi para santri untuk terus berkarya dan berkontribusi, tidak hanya bagi pesantren, tetapi juga masyarakat dan daerah.
Dalam kesempatan yang sama, Tuan Guru Nouval Rasyad, Khatib PCNU Kabupaten Banjar, turut membacakan rekomendasi pernyataan ijazah Pondok Pesantren Salafiah yang ditujukan kepada Kementerian Agama dan Presiden Republik Indonesia.
Isi rekomendasi tersebut menjadi sorotan penting di akhir acara, karena berisi usulan pengakuan resmi terhadap ijazah pesantren kajian Kitab Kuning agar dihargai setara dengan ijazah pendidikan formal tanpa syarat tambahan.
PCNU Banjar juga menyerukan beberapa poin penting kepada pemerintah pusat, di antaranya:
1. Pengakuan ijazah pesantren Kitab Kuning sebagai setara dengan pendidikan formal tanpa perlu ujian tambahan.
2. Pembentukan Direktorat Jenderal Pondok Pesantren (Dirjen Ponpes) di bawah Kementerian Agama RI agar memiliki kewenangan penuh dalam mengatur pendidikan pesantren di Indonesia.
3. Penyusunan peraturan turunan dari UU Pesantren, baik Peraturan Pemerintah (PP) maupun Peraturan Menteri Agama (PMA), yang secara eksplisit mengatur pengakuan ijazah pesantren, mekanisme penyetaraan internal, dan integrasi data pesantren ke dalam Sistem Pendidikan Nasional (Dapodik).
4. Harmonisasi UU Pesantren dan UU Sisdiknas agar tidak ada diskriminasi administratif bagi lulusan pesantren, baik dalam penerimaan mahasiswa, CPNS, maupun pengakuan akademik lainnya.
5. Pemberian afirmasi dan prioritas bagi santri lulusan pesantren dalam penerimaan beasiswa, CPNS, dan program pendidikan tinggi keagamaan sebagai bentuk penghargaan atas peran pesantren dalam mencetak SDM yang berakhlak dan nasionalis.
Sebagai penutup, panitia menyerahkan piala dan penghargaan kepada para pemenang lomba yang digelar selama rangkaian kegiatan HSN, mulai dari lomba hadrah, pidato santri, hingga festival seni Islami.
Sorak-sorai dan gema shalawat dari ribuan santri yang hadir menjadi penutup indah bagi peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Kabupaten Banjar, yang bukan hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momentum penguatan peran santri dalam membangun bangsa dan daerah yang maju, mandiri, dan agamis.
Penutupan acara dilakukan oleh Bupati Banjar H. Saidi Mansyur, yang diwakili Asisten Administrasi Umum Setda Banjar, Rakhmat Dhany, di hadapan ribuan santri, kiai, dan masyarakat yang memadati alun-alun kebanggaan warga Banjar tersebut.
Dalam sambutannya, Rakhmat Dhany menyampaikan rasa syukur dan bangga atas suksesnya seluruh rangkaian kegiatan yang berlangsung tertib, aman, dan meriah. Ia mengapresiasi kerja keras panitia serta partisipasi berbagai elemen masyarakat.
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berperan aktif — mulai dari pengurus cabang NU, badan otonom seperti Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU, IPPNU, hingga Banser, serta Disbudporapar yang telah bekerja sama dengan sangat baik dan sukses,” ujarnya.
Tak lupa, ia juga menyampaikan terima kasih kepada para pimpinan pondok pesantren, aparat keamanan, dan masyarakat yang turut menjaga ketertiban selama kegiatan berlangsung.
Rakhmat Dhany menilai, kegiatan Hari Santri Nasional tahun ini bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan momentum untuk mempertegas peran santri dalam pembangunan bangsa.
Menurutnya, santri masa kini tidak hanya piawai dalam ilmu agama, tetapi juga dituntut untuk kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, termasuk kemajuan teknologi digital.
“Kita telah menyaksikan semangat luar biasa dari para santri — mereka tampil dengan dedikasi, kedisiplinan, dan keikhlasan yang luar biasa. Ini bukti bahwa nilai-nilai pesantren seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kerja keras masih kokoh di tengah masyarakat,” katanya.
Ia menambahkan, Pemkab Banjar berkomitmen terus mendukung pengembangan pendidikan pesantren, pemberdayaan santri, serta penguatan ekonomi berbasis umat agar pesantren menjadi pusat lahirnya generasi unggul dan berkarakter.
Lebih jauh, Rakhmat Dhany berharap agar santri mampu menjadi pelopor perubahan positif, menjadi insan melek digital, dan tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga moralitas bangsa.
“Semangat jihad intelektual dan jihad moral harus terus dikobarkan agar pesantren tetap menjadi pusat pendidikan dan peradaban Islam yang melahirkan generasi cerdas, berakhlak, dan cinta tanah air,” tegasnya.
Ia menekankan, nilai dan pelajaran yang terkandung dalam kegiatan Hari Santri harus menjadi bekal bagi para santri untuk terus berkarya dan berkontribusi, tidak hanya bagi pesantren, tetapi juga masyarakat dan daerah.
Dalam kesempatan yang sama, Tuan Guru Nouval Rasyad, Khatib PCNU Kabupaten Banjar, turut membacakan rekomendasi pernyataan ijazah Pondok Pesantren Salafiah yang ditujukan kepada Kementerian Agama dan Presiden Republik Indonesia.
Isi rekomendasi tersebut menjadi sorotan penting di akhir acara, karena berisi usulan pengakuan resmi terhadap ijazah pesantren kajian Kitab Kuning agar dihargai setara dengan ijazah pendidikan formal tanpa syarat tambahan.
PCNU Banjar juga menyerukan beberapa poin penting kepada pemerintah pusat, di antaranya:
1. Pengakuan ijazah pesantren Kitab Kuning sebagai setara dengan pendidikan formal tanpa perlu ujian tambahan.
2. Pembentukan Direktorat Jenderal Pondok Pesantren (Dirjen Ponpes) di bawah Kementerian Agama RI agar memiliki kewenangan penuh dalam mengatur pendidikan pesantren di Indonesia.
3. Penyusunan peraturan turunan dari UU Pesantren, baik Peraturan Pemerintah (PP) maupun Peraturan Menteri Agama (PMA), yang secara eksplisit mengatur pengakuan ijazah pesantren, mekanisme penyetaraan internal, dan integrasi data pesantren ke dalam Sistem Pendidikan Nasional (Dapodik).
4. Harmonisasi UU Pesantren dan UU Sisdiknas agar tidak ada diskriminasi administratif bagi lulusan pesantren, baik dalam penerimaan mahasiswa, CPNS, maupun pengakuan akademik lainnya.
5. Pemberian afirmasi dan prioritas bagi santri lulusan pesantren dalam penerimaan beasiswa, CPNS, dan program pendidikan tinggi keagamaan sebagai bentuk penghargaan atas peran pesantren dalam mencetak SDM yang berakhlak dan nasionalis.
Sebagai penutup, panitia menyerahkan piala dan penghargaan kepada para pemenang lomba yang digelar selama rangkaian kegiatan HSN, mulai dari lomba hadrah, pidato santri, hingga festival seni Islami.
Sorak-sorai dan gema shalawat dari ribuan santri yang hadir menjadi penutup indah bagi peringatan Hari Santri Nasional 2025 di Kabupaten Banjar, yang bukan hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momentum penguatan peran santri dalam membangun bangsa dan daerah yang maju, mandiri, dan agamis.




