Prosesi pelantikan yang dipimpin langsung oleh Sofiyullah Cokro Ketua Pengurus Besar PMII (PB PMII) ini menjadi momentum sakral bagi kader pergerakan untuk meneguhkan peran mereka sebagai pemimpin masa depan.
Peci hitam yang dikenakan para pengurus dimaknai sebagai diplomasi identitas: tanda kesiapan PMII hadir dari hulu hingga hilir, membangun Banua dengan intelektualitas, moralitas, dan komitmen kebangsaan.
Hadir dalam acara tersebut sejumlah tokoh penting, di antaranya PWNU Kalimantan Selatan, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Selatan, GP Ansor Kalimantan Selatan, Kementerian Agama Kalimantan Selatan, Ketua Bawaslu Kabupaten Banjar, hingga Ketua Komisi I DPRD Provinsi Kalsel. Kehadiran mereka mencerminkan eratnya sinergi antara organisasi mahasiswa, pemerintah, dan elemen masyarakat sipil.
Pelantikan ini sekaligus dirangkaikan dengan pembukaan Sekolah Kader KOPRI (SKK) PKC PMII Kalsel yang mengusung tema “Dari Hulu ke Hilir: Memperkokoh Kaderisasi KOPRI Menuju KOPRI Progresif dan Digdaya.” Acara dibuka secara resmi oleh Miftahul Khair, Staf Ahli Gubernur Kalimantan Selatan bidang Ekonomi dan Pembangunan.
Noor Zaidah Ketua KOPRI PKC PMII Kalsel periode 2025–2027 berharap bahwa SKK ini menjadi langkah awal kebangkitan intelektual perempuan Banua. Lebih jauh, ia menekankan pentingnya menghadirkan ruang-ruang keilmuan yang aman, inklusif, dan progresif bagi kader perempuan.
Dengan semangat diplomasi peci hitam, PKC PMII Kalimantan Selatan meneguhkan komitmennya membangun tradisi kaderisasi dari hulu ke hilir. Tak hanya mencetak generasi cerdas secara akademik, PMII juga bertekad melahirkan kader yang matang secara moral, sosial, dan kepemimpinan, siap menjadi motor perubahan dan pemimpin Banua yang progresif dan digdaya.