REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Ada yang tak biasa di kawasan hutan tropis Banjarbaru akhir pekan ini.

Seorang tamu dari negeri jiran, Mr. Poh Hee Kim, mantan Direktur Institutional Statistics Nanyang Technological University (NTU) Singapura, tampak berjalan menyusuri rimbunnya pepohonan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) ULM.
Kunjungannya bukan sekadar jalan-jalan, Mr. Poh datang untuk melihat langsung laboratorium hidup milik Universitas Lambung Mangkurat (ULM), yang kini makin dikenal sebagai pusat pendidikan dan konservasi lingkungan tropis di Asia Tenggara.

“It is wonderful and excited to find out there are so many trees and plants in this area (Ini begitu indah dan menarik sekali bisa melihat banyaknya pohon dan tanaman di area ini<-red),” ungkapnya.
Apa yang membuat Mr. Poh terkesima? Bukan hanya hijaunya pepohonan, tapi konsep KHDTK ULM sebagai ruang belajar terbuka, tempat mahasiswa tidak hanya mendengar kuliah, tapi juga menyentuh langsung realita ekosistem tropis.
“Please come to this place and appreciate and enjoy what they have here for conservation and diversity that is going on in the climate change (Silakan datang ke tempat ini dan hargai, serta nikmati apa yang mereka miliki di sini untuk konservasi dan keanekaragaman yang terjadi sebab dari perubahan iklim<-red),” katanya.

Menurutnya, KHDTK bukan hanya aset lokal, tapi modal strategis global, terutama dalam isu perubahan iklim, konservasi keanekaragaman hayati, hingga riset berkelanjutan yang kini menjadi topik dunia.
Kunjungan Mr. Poh sekaligus menandai langkah penting bagi kerjasama internasional.
Dengan pengalamannya di NTU, salah satu universitas top dunia, ia membuka peluang kolaborasi antara ULM dan perguruan tinggi mitra luar negeri, terutama dalam pengelolaan hutan berkelanjutan dan riset iklim.
Bagi ULM, kunjungan tersebut merupakan pengakuan sekaligus dorongan.
Sebab di balik pepohonan rimbun dan udara segar KHDTK, tersimpan potensi besar untuk menjadi pusat unggulan (center of excellence) dalam konservasi tropis yang berstandar internasional.
Rektor ULM dan sivitas akademika berharap apresiasi Mr. Poh tak hanya menjadi catatan prestise semata, tetapi juga penyemangat bagi mahasiswa dan peneliti muda untuk semakin aktif memanfaatkan KHDTK.
“KHDTK ini bukan hanya milik kampus, tapi milik masa depan,” ujar salah satu dosen pendamping.
Dengan luas kawasan, keanekaragaman flora-fauna, dan fungsinya dalam mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi, KHDTK ULM terus tumbuh menjadi penjaga warisan alam Kalimantan sekaligus jembatan ilmu ke dunia.
