REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Proyek pembangunan Jembatan Sungai Ulin Jalan Ahmad Yani Kilometer 31,5 Kota Banjarbaru kembali menuai sorotan warga, meski persoalan teknis dan sosial dinyatakan sudah teratasi.

Namun, nyatanya kompensasi bagi pelaku usaha terdampak belum juga mendapat kejelasan.
Rapat tindak lanjut yang digelar pada Selasa (12/8/25) membahas tiga poin kesepakatan yang dihasilkan pekan lalu antara Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN), pihak kontraktor, dan masyarakat.

“Dua poin sudah selesai, yakni dampak teknis terhadap rumah warga yang berdekatan dengan elevasi jembatan, serta dampak sosial melalui penataan arus lalu lintas,” ujar salah satu warga di Jalan Kartika, Mardian, Selasa, (12/8/25).
Menurutnya, penempatan petugas Kepolisian dan Dinas Perhubungan (Dishub) telah membantu mengurai kemacetan di Jalan Kartika.
“Alhamdulillah, arus lalu lintas sudah diatur dengan penempatan petugas. Itu sesuai keinginan kami,” ucapnya.
Kendati demikian, Ia menekankan pada poin ketiga, yakni dampak ekonomi yang masih belum terpenuhi.
“Kami minta paling tidak ada angka yang disampaikan oleh pihak kontraktor terhadap pedagang atau orang-orang yang terdampak langsung di sekitar proyek,” ungkapnya.
Menurutnya, rencana finalisasi yang seharusnya dilakukan sudah bisa selesai kembali ditunda, sebab pihak kontraktor meminta waktu dan menunggu arahan dari atasan terkait keputusan.
“Mereka minta waktu lagi. Katanya Kamis nanti petinggi BPJN akan turun langsung ke lapangan,” tuturnya.
Mardian menyebutkan, ada beberapa usaha yang terdampak langsung sejak proyek pembangunan jembatan dimulai, seperti Toko Amanah, Mutiara Aki, Haikal, dan Warkop.
Oleh karena itu, Ia berharap agar masalah kompensasi tidak berlarut-larut.
“Toko Amanah dari proyek mulai dikerjakan sampai sekarang mati total, tidak ada aktivitas sama sekali. Kasihan mereka ini perlu makan, perlu biaya anak sekolah,” jelasnya.
Di sisi lain, Ia juga menyoroti sebelum ada penataan lalu lintas, Jalan Kartika mencatat kepadatan hingga 1.000-1.500 kendaraan yang lewat per jam nya.
Setelah ada rekayasa arus ini, jumlahnya pengendara yang lewat pun menjadi turun drastis.
“Siang hari paling sekitar 100–200 kendaraan. Alhamdulillah, masyarakat yang tadinya kontra sekarang justru berterima kasih,” tuntasnya.