REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Proyek perbaikan Jembatan Sungai Ulin di Jalan Ahmad Yani Kilometer 31,5 kembali diprotes warga, baru berjalan kurang dari dua bulan, masyarakat sekitar mengeluhkan akses keluar masuk yang makin menyulitkan aktivitas harian.

Keluhan itu diungkapkan oleh salah satu warga setemoat di Rukun Tetangga (RT).01 Rukun Warga (RW).01, Ahmad Budiono saat ditemui pada Jumat (1/8/25).

“Sebelum jembatan dibangun akses kami ke rumah masing-masing sangat mudah dan setelah jembatan ini memasuki pelaksanaannya kami perhatikan akses kami susah,” ujarnya.
Menurutnya, masalah utama pun mulai terlihat, salah satu struktur bangunan jembatan justru menyulitkan kendaraan bermanuver saat keluar masuk permukiman warga.
“Bisa dilihat jalan masuk ke perumahan warga tapi di belakang ini nampaknya ada satu struktur bangunan yang sulit untuk manufer kendaraan masuk kesini, mau dilewatkan kemana, kami bingung,” jelasnya.
Pada prinsipnya, warga tak menuntut muluk-muluk, mereka hanya berharap pembangunan jembatan ini benar-benar membawa manfaat, tidak cuma bagi pengguna jalan, tapi juga bagi warga yang tinggal tempat sekitar proyek.
Tak hanya itu, dampak sosial juga menjalar ke sektor ekonomi, dimana warga mulai merasakan penurunan pendapatan sejak proyek berjalan, seiring terbatasnya mobilitas keluar masuk permukiman.
“Mestinya dengan pembangunan ini kita bertambah nyaman bukan bertambah susah, selain itu banyak warga juga mengeluhkan dampak ekonomi,” imbuhnya.
Bahkan, sejumlah bangunan warung lain milik warga dilaporkan kebanjiran akibat saluran drainase yang tersumbat karena proyek pembangunan jembatan.
“Salah satu warga punya warung pas hujan kebanjiran karena drainasenya mampet, ada warung yang tutup, mobil parkir di tengah jalan yang biasanya bisa masuk ke garasi,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, ada warga yang terpaksa menutup warungnya karena sepi pembeli sejak akses jalan terganggu proyek.
“Ini adalah tanda-tanda perlunya pengerjaan ini direncanakan dengan baik dan dilaksanakan dengan baik,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Opsdal Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammad Arief mengatakan, semuanya telah berjalan lancar.
“Karena saya melihat juga dari hasil pantauan bahwa kendaraan-kendaraan kecil masih bisa mengakses jalan terdekat, dengan skenario yang telah diberikan dan masih banyak pilihan jalan,” ujarnya.
Dari hasil evaluasi, mereka sejauh ini belum menemukan adanya gangguan terkait penutupan jalan dan pengalihan arus lalu lintas.
“Intinya apa yang sudah kita skenariokan sudah diterima oleh masyarakat,” katanya.
Terkait dampak pembangunan, Arief mengklaim sudah ada langkah antisipasi, namun hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan resmi dari warga.
“Selama ini kami Dishub Kalsel melalui Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) memang belum ada masukan informasi atau keluhan-keluhan,” jelasnya.
Adapun keluhan lain yang mencuat yakni dampak proyek terhadap pengusaha yang beraktivitas di kawasan tersebut.
Dampak itu pun diakuinya tidak berlangsung lama karena telah diantisipasi dengan menyediakan jalur akses bagi konsumen.
“Layanan BRT juga yang ada ini belum ada keluhan yang berat maka pengalihan arus diteruskan sampai pembangunan jembatan selesai,” tandasnya.