Kehadiran tim Distan Banjar bukan hanya sekadar rutinitas administratif, melainkan bentuk nyata perhatian dan dukungan pemerintah daerah terhadap sektor pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian desa. Kegiatan ini difokuskan pada lahan seluas satu hektare milik Kelompok Tani (Poktan) Bina Tani yang selama ini dikenal aktif dan produktif.
Monitoring tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Sarana TPH, Perkebunan, dan Peternakan, Nurul Chatimah, didampingi Kepala Seksi Pengembangan Sarana Pertanian, GT Rahmatullah, serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Simpang Empat, Sam’ani, yang selama ini menjadi pendamping setia para petani.
Di sela kegiatan, Nurul Chatimah menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang pemerintah daerah untuk membangun ketahanan dan kemandirian sektor pertanian.
“Kegiatan monitoring ini bukan sekadar kunjungan biasa. Ini adalah bentuk perhatian kami agar para petani tidak berjalan sendiri. Kami ingin memastikan budidaya bawang merah di sini mengikuti standar mulai dari bibit, penanaman, pemeliharaan, hingga panen. Semua demi hasil yang optimal,” ucap Nurul.
Ia juga mengapresiasi kinerja para anggota Poktan Bina Tani yang dinilai aktif dan adaptif terhadap berbagai pembinaan dan bimbingan teknis dari pemerintah.
Sementara itu, GT Rahmatullah menambahkan bahwa dukungan teknologi dan pendampingan teknis menjadi elemen penting dalam budidaya modern. Ia menyebut, keberhasilan pertanian saat ini sangat bergantung pada efektivitas metode yang digunakan.
“Kami melihat potensi besar di lahan ini. Jika terus didampingi dan dibekali teknologi yang tepat guna, bukan tidak mungkin Desa Paring Tali menjadi salah satu sentra bawang merah andalan di Kabupaten Banjar,” ujarnya.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Sam’ani juga memberikan laporan terkini soal perkembangan tanaman di lokasi. Ia menyebutkan bahwa sejauh ini kondisi tanaman sangat baik, cuaca mendukung, dan petani menunjukkan dedikasi tinggi.
“Alhamdulillah, tanaman bawang merah tumbuh subur. Petani di sini sangat antusias dan disiplin merawat lahan. Kami dari PPL terus memantau, membantu jika ada kendala, dan memastikan program pertanian berjalan lancar. Semangat kolaborasi seperti ini yang membuat kami optimis panen kali ini akan sukses,” ungkap Sam’ani.
Distan Banjar menempatkan bawang merah sebagai salah satu komoditas hortikultura strategis yang potensial dikembangkan di berbagai wilayah Kabupaten Banjar. Selain memiliki nilai ekonomi tinggi, bawang merah juga menjadi bagian dari program diversifikasi pertanian agar petani tidak bergantung pada satu jenis tanaman saja.
Keberhasilan budidaya di Desa Paring Tali ini diharapkan bisa direplikasi di desa-desa lain. Bahkan, tidak menutup kemungkinan menjadi proyek percontohan dan pusat pelatihan bagi petani baru atau daerah yang memiliki kondisi agroklimat serupa.
Melalui program monitoring semacam ini, Distan Banjar ingin memastikan bahwa petani tidak hanya mampu memproduksi secara kuantitas, tetapi juga secara kualitas. Pendekatan yang digunakan pun bersifat menyeluruh: dari perencanaan, pengawasan teknis, hingga strategi pemasaran hasil panen.
Geliat pertanian yang semakin hidup di Desa Paring Tali menjadi cerminan nyata bahwa kolaborasi antara petani, penyuluh, dan pemerintah mampu membangun pondasi pertanian yang kuat, modern, dan berkelanjutan.
“Kami ingin pertanian di Banjar bukan hanya bertahan, tapi berkembang pesat. Petani harus sejahtera, mandiri, dan mampu bersaing. Dan kami siap mendampingi mereka setiap langkah,” tutup Nurul Chatimah dengan optimis.
Dengan dukungan penuh dari Distan Banjar dan semangat tak kenal lelah para petani, panen bawang merah dari Desa Paring Tali bukan hanya akan memberi hasil bagi petani setempat, tetapi juga menjadi inspirasi bagi pertanian Kalimantan Selatan secara menyeluruh.