Forecaster Iklim dari Stasiun Klimatologi BMKG Kalsel, Yosef Luky Dwi Prasetya, menjelaskan bahwa tingginya curah hujan sepanjang April hingga Juni ini menjadi faktor utama kemunduran musim kemarau. Kondisi ini terjadi di sejumlah wilayah seperti Banjarbaru, Banjarmasin, hingga kawasan pesisir dan pegunungan lainnya di Kalimantan Selatan.
“Seharusnya April-Mei menjadi masa peralihan ke musim kemarau. Namun nyatanya, justru hujan tetap intens bahkan hingga Juni ini. Maka dari itu, musim kemarau secara keseluruhan kemungkinan besar akan mundur,” ungkap Yosef, Senin (23/6/2025).
Menurutnya, puncak kemarau yang biasa terjadi di bulan Agustus-September, kini diperkirakan baru akan mulai terasa pada akhir Agustus atau awal September. Bahkan, ia menyebut kemarau tahun ini kemungkinan akan berlangsung lebih pendek dari biasanya.
Yosef menambahkan, faktor yang turut memengaruhi perubahan pola cuaca ini adalah aktivitas La Nina yang mulai menunjukkan pergerakan. Meskipun indeksnya masih tergolong lemah, namun mulai menuju ke level menengah.
“La Nina menyebabkan penguapan air laut meningkat dan berujung pada tingginya curah hujan. Itu sebabnya, meskipun kita memasuki musim kemarau, hujan masih bisa tetap terjadi di sejumlah wilayah,” jelasnya.
Hal ini membuat sebagian wilayah Kalimantan Selatan masih akan terus basah hingga September mendatang. Bahkan, pada bulan Oktober, yang biasanya mulai memasuki masa transisi ke musim hujan, kemungkinan curah hujan tetap ada meski kemarau sedang berlangsung.
Prediksi ini penting untuk diperhatikan oleh masyarakat maupun pemerintah daerah. Bagi sektor pertanian, pergeseran musim bisa berdampak pada pola tanam dan panen. Begitu juga untuk pengelolaan air bersih dan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang biasanya meningkat saat puncak kemarau.
“Kalau biasanya Agustus sudah sangat kering, tahun ini mungkin tidak terlalu ekstrem. Tapi tetap harus diwaspadai, karena cuaca bisa cepat berubah,” imbuh Yosef.
BMKG pun mengimbau masyarakat untuk terus mengikuti informasi cuaca terkini agar dapat mengantisipasi perubahan kondisi iklim yang tidak menentu ini.