REDAKSI8.COM, SAMARINDA — Pemerintah terus mendorong penguatan peran kampus vokasi sebagai motor penggerak inovasi di daerah. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti Saintek), Stella Christie saat melakukan kunjungan kerja ke dua institusi pendidikan tinggi vokasi di Samarinda.

Kunjungan tersebut menyasar Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) dan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani), pada Rabu (18/6) pagi.
Dalam kunjungan tersebut, Stella menyimak langsung berbagai hasil riset unggulan karya dosen dan mahasiswa.
Inovasi yang ditampilkan mencakup bidang pertanian, energi terbarukan, rekayasa lingkungan, hingga inkubasi bisnis lokal.
Dua program yang menjadi sorotan adalah inovasi industri hijau berbasis limbah jangkos dan inkubator bisnis dari produk lokal Samarinda.
Menurut Stella, riset-riset tersebut mencerminkan potensi besar kampus vokasi dalam menjawab tantangan lokal dengan solusi berbasis sains.
“Kita ingin riset di Samarinda tidak berhenti sebagai proyek jangka pendek, tapi berkembang menjadi ekosistem inovasi yang berkelanjutan dan berjejaring secara luas,” ujarnya dalam diskusi bersama sivitas akademika dan mitra eksternal.
Ia menegaskan pentingnya membangun ekosistem saintek berbasis realitas lokal namun berstandar global.
“Polnes dan Politani bukan sekadar tempat belajar, tapi pusat solusi, mulai dari isu perubahan iklim, pengolahan limbah, hingga teknologi tepat guna,” tambahnya.
Direktur Politani Samarinda, Hamka, dan Direktur Polnes, Ahyar Muhammad Diah, menyambut baik kunjungan ini.
Keduanya sepakat bahwa kehadiran Wamen membawa energi baru dan membuka ruang dialog produktif antara pemerintah pusat dan perguruan tinggi vokasi.
Sebagai tindak lanjut, kementerian akan memperkuat dukungan terhadap riset terapan dan hilirisasi hasil penelitian melalui kolaborasi adaptif yang berbasis potensi lokal.
Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan pernyataan komitmen bersama untuk membangun masa depan Indonesia berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan kolaborasi yang inklusif.