REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Curah hujan tinggi yang melanda di wilayah Kota Banjarbaru ternyata berdampak serius pada sektor pertanian, khususnya bagi para petani sayur.

Sebab, tanaman yang terus menerus tepapar hujan rentan rusak, sehingga membuat petani khawatir akan kerugian besar di musim penghujan ini.
Hal tersebut disampaikan salah satu petani sayur di Jalan Kurnia Ujung, Supardi mengungkapkan, hujan yang terus mengguyur disertai angin membuat tanaman sayur menjadi sangat rentan terhadap kerusakan.

Daun sayuran yang terendam hujan akan mulai menguning, bahkan mati sebelum dipanen.
“Rusak kena angin sama terendam air banjir, ada banyak kemarin yang pohonnya patah kena angin kencang, makanya sekarang turusnya kayu ulin semua, mahal tapi kuat,” ujarnya, Selasa (3/12/24).
Selain itu, petani juga harus menghadapi peningkatan penggunaan pupuk dimusim hujan, karena hujan yang terus menerus turun ini dapat mengurangi kadar nutrisi dalam tanah.
Sehingga harus lebih banyak memberikan pupuk agar tanaman tetap tumbuh dengan baik dan subur.
“Harus dikasih banyak pupuk supaya diserap tanaman dengan baik, tapi sekarang pupuknya yang susah dikurangi dari pusat,” katanya.
Adapun jenis sayur-sayuran yang Ia tanam dengan luas lahan kurang lebih 2 hektare ini adalah cabai, timun, pare, kacang, jagung dan terong.
“Mengapa timun di tanam di sela-sela cabai itu untuk melindungi cabai dari panas, sehingga tidak layu atau mati,” ucapnya.
Sedangkan untuk hasil panen, katanya tidak menentu ditambah harga dari petani yang terbilang murah yakni cabai keriting Rp15 ribu dan japlak Rp40 ribu per kilogram.
“Hasilnya tidak menentu kalo pas harga nya naik banyak hasilnya tapi kalo harga nya murah ya sedikit, paling kembali modal,” tandasnya.