REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Kepada Bidang (Kabid) Ketahanan Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3), Kota Banjarbaru, Wiwin Robiaty mengungkapkan salah satu alasan mengapa harga cabai anjlok di pasaran yaitu karena sudah memasuki musim panen.
Sebab, katanya, jika musim panen tiba dan itu secara bersamaan bisa membuat harga cabai menjadi anjlok karena tidak terserap dengan baik.
“Di Kota Banjarbaru ini panen secara berbarengan yang mengakibatkan banyak geluk-geluk komunitas cabai dan banyaknya juga pasokan dari wilayah Hulu Sungai dan dari kita sendiri juga sangat melimpah,” ujarnya, Senin (28/10/24).
Oleh sebab itu, Wiwin mengatakan, Pemerinta Kota (Pemko) melalui DKP3 Banjarbaru sedang mendorong pemanfaatan teknologi setelah panen agar stok hasil panen tetap terjaga.
Dengan itu nantinya para pedagang cabai bisa mengolah hasil panennya yang berlebih untuk dijadikan cabai bubuk atau manisan cabai.
“Jadi upaya-upaya kita mungkin membantu dari segi rotasi tanaman supaya nanti tidak berbarengan tanamnya,” ucapnya.
“Atau mungkin nanti kita bisa alihkan pengolahan hasil cabai itu seperti dibuat manisan atau cabai bubuk agar bisa menghindari turunnya harga terlalu anjlok,” tambahnya.
Menurutnya, penurunan harga itu diperkirakan mulai dari Rp5 ribu sampai Rp10 ribu per kilogramnya, namun masih dalam batas wajar, tidak terlalu anjlok.
“Mudah-mudahan kedepannya atau minggu kedepannya lagi harga tetap stabil supaya masyarakat punya kepercayaan menanam cabai, jadi tidak anjlok sekali harganya,” tandasnya.