REDAKSI8.COM, BANJARBARU – Ratusan aktivis Kalimantan Selatan (Kalsel) berkumpul untuk mendiskusikan isu-isu penting banua bertempat di Hotel Roditha, Kota Banjarbaru, Kamis (19/9/24) sore.
Salah satu isu tersebut, yaitu mengenai pengancaman terhadap koordinator aksi demonstrasi, Aliansyah oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Muhammadun atau sapaan akrabnya Madun.
Aliansyah mengaku, tidak menyangka hanya dengan membagikan undangan bersifat terbuka melalui whatsapp, yang hadir ratusan aktivis di banua.
“Saya tidak menyangka, mereka (para aktivis) luar biasa punya hati nurani, mereka menginginkan agar ini terakhir kali terjadi, jangan ada lagi aktivis di banua yang diancam, diintimidasi ataupun mau ada upaya pembunuhan,” katanya.
Menurutnya, dengan kehadiran para aktivis ini membuktikan bahwa semua teman-teman aktivis itu bersatu.
Sehingga insiden buruk seperti tragedi Tahun 1998 yang dimana banyak aktivis hilang akibat ketidakadilan jangan sampai terjadi kembali.
“Jadi jangan sampai ada gelombang-gelombang itu dibiarkan, maka harus segera dibenahi,” ucapnya.
Dengan itu, Aliansyah menegaskan, apabila dalam tenggat waktu satu minggu tidak ada tanggapan oleh Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor maka pihaknya akan melakukan upaya-upaya yang lainnya.
“Seminggu tidak ditanggapi kita akan tasmiah massal yang bertajuk ‘saya bukan lagi Aliansyah tapi Alimadun. Kalau di Polda tidak jalan, kita akan melakukan upaya-upaya lagi karena negara kita negara hukum,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPD Jalan Lurus Kalsel, Anang Rosadi Adenansi menambahkan, bahwa perilaku pengecaman oleh Kadisdikbud Kalsel itu dinilai tak pantas dan tidak mencerminkan sebagai seorang pemimpin.
“Tidak sepantasnya seorang pimpinan bersikap layaknya preman dengan mengeluarkan ucapan-ucapan arogan, apalagi mengancam dengan ajakan duel kepada aktivis Kalsel, itu sikap yang sangat tidak terpuji,” tuturnya.
Oleh karena itu, para aktivis sepakat mendesak kepada Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor yang memiliki kewenangan untuk mencopot ataupun meminta pengunduran diri Kadisdikbud Kalsel, Madun.
Sebab, katanya, tindakan yang tidak profesional dan melanggar etika itu telah mencoreng marwah pendidikan di Kalimantan Selatan.
“Kepala Dinas adalah pucuk dari dunia pendidikan, jika tindakan tidak profesional ini dibiarkan, maka akan membawa dampak buruk bagi dinamika pendidikan di banua,” ujarnya.
“Gubernur harus segera mencopot Kadisdikbud untuk mengembalikan marwah dunia pendidikan,” tandasnya.