REDAKSI8.COM, BALIKPAPAN – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIV Kaltimtara menggelar pemutaran film pendek, demi mendorong pelestarian kebudayaan yang lebih inklusif, di Sekolah Luar Biasa (SLB) Balikpapan, Kamis (13/6/2024) pagi.
Menghadirkan empat film pendek bertemakan cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan, yang berkolaborasi bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI.
Diantaranya, dua film dari BPK XIV Kaltimtara yakni Yupa Aksara Pertama dan Petualangan Nara. Sementara KPK RI menayangkan film pendek berjudul Titip Sendal dan Unbaedah.
Plt Kasubag Umum BPK XIV Kaltimtara Edy Gunawan mengatakan, sosialisasi pemutaran film 2024 menyasar SLB di Balikpapan.
“Untuk menjangkau seluruh kalangan, sosialisasi digelar lebih inklusif. Termasuk teman-teman yang berkebutuhan khusus,” kata Edy Gunawan saat dihubungi melalui WhatsApp.
Edy Gunawan menyebut, produk kebudayaan tidak harus di konsumsi oleh pribadi atau masyarakat tertentu. Namun, bisa dibagikan ke masyarakat yang lebih luas.
“Bisa melalui media yang lebih populer saat ini. Salah satunya konten film, konten video menarik, maupun digital lainnya bisa menjadi bahan untuk publikasi kedepan,” ujar Edy, sapaan akrabnya.
Hal tersebut lanjut Edy, dapat menumbuhkan ekosistem kebudayaan yang lebih baik, inklusif, dan dapat diterima oleh masyarakat luas.
Sementara itu, Edy mengungkapkan, BPK pertama kali sosialisasi melalui pemutaran film pendek. Hal itu di sambut baik oleh pihak SLB Balikpapan.
“Pihak pengajar dan kepala sekolah langsung menyambut kegiatan ini, siswa-siswi juga antusias sekali. Saya yakin ini dapat meningkatkan ekosistem kebudayaan di Kaltim,” sebutnya.
Edy menyakini, upaya BPK Wilayah XIV menyebarluaskan informasi dalam pemutaran film menjadi penting untuk SLB.
“Secara biasa di kelas atau model pembelajaran biasa, masyarakat kurang cepat tanggap. Dengan cara lain melalui film, diskusi, sehingga bisa langsung mendapatkan nilai-nilai yang diajarkan dalam film tersebut,” terangnya.
“Disisi lain, ada banyak potensi anak-anak membuat film, konten kebudayaan, bahkan bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus,” pungkasnya.
Edy berharap, masyarakat dan mahasiswa serta komunitas mampu bersinergi dalam kemajuan kebudayaan kedepan.