REDAKSI8.COM, SAMARINDA – Revitalisasi kawasan Citra Niaga Samarinda membuat pedagang kebingungan menyediakan lahan parkir untuk pengunjung.
Revitalisasi sendiri merupakan upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dalam meningkatkan daya tarik pengunjung. Dengan melakukan sejumlah tahapan revitalisasi, seperti membangun pedestrian, memperbaiki drainase, hingga mempercantik fasad ruko.
Hal ini dilakukan dengan harapan mengubah Citra Niaga menjadi pusat belanja dan kuliner yang diminati wisatawan.
Bahrani, seorang pedagang souvenir di kawasan itu mengungkapkan, meski telah dilakukan perbaikan, namun berpengaruh terhadap pengunjung yang ingin melihat-lihat atau berbelanja akibat lahan parkir yang jauh dari toko.
“Dulu pengunjung kalau mau lihat-lihat, tinggal parkir di depan jalan dan langsung masuk ke sini. Sementara orang bingung mau parkir dimana karena semua di revitalisasikan, kalau sudah terbiasa orang sudah tau mau parkirnya dimana gitu,” kata pria yang akrab Haji Bahrani itu.
Pria yang sudah berjualan souvenir sejak 1988 itu juga mengungkapkan, adanya penurunan omset dalam penjualannya akibat perbaikan di kawasan tersebut. Namun, ia menyakini ke depan akan semakin ramai.
“Memang seperti menurunkan omset, tapi nanti akan kebiasaan. Insyaallah juga jadi ramai dan ada peningkatan ke depannya,” jelas pria kelahiran 1964 tersebut.
Ia menyakini, program yang dilakukan oleh pemerintah merupakan untuk kesejahteraan pedagang di Citra Niaga.
“Oke mungkin sekarang belum tampak hasilnya, karena masih revitalisasi. Belum nanti lagi penyesuaian pedagang ke depan. Jika sudah selesai semua dan sesuai dengan keinginan pemerintah, pasti lebih banyak pengunjung yang berbelanja. Sehingga omset juga mengalami peningkatan,” ujar Haji Bahrani yang duduk di pelataran toko.
Hal yang sama dirasakan oleh Erwin, seorang pedagang tas di kawasan Citra Niaga. Revitalisasi yang berlangsung, dengan adanya proses bongkar parit mengakibatkan kesulitan menyediakan lahan parkir.
“Yang jelas parkir susah, itu sangat berpengaruh. Gimana orang mau belanja, kadang-kadang parkir enggak bisa. Pedagang yang jualan itu tidak cuma saya di sini,” ucap Erwin saat ditemui langsung, Jumat 7 Juni 2024 pagi.
“Artinya begini, biar orang enggak bisa parkir kalau cuma saya yang jualan tas di sini, parkir jauh juga orang-orang tetap datang ke sini. Sehingga itu membuat pengunjung dimana ada lahan parkir di situ dulu singgah,” sambungnya.
Erwin menyebut, jika diperhatikan pengunjung di kawasan Citra Niaga kebanyakan untuk sarapan atau makan siang. Sebab, makanan hanya masalah selera, meski warung jauh orang-orang akan tetap ke sana.
“Jadi kayak pegangan tas seperti kita gini kurang lebih aja pemasukannya sebelum atau sekarang saat ada revitalisasi ini. Sehari itu paling banyak 10 orang pembeli tas, kadang juga musiman. Misalnya saat musim orang liburan, kalau umumnya paling orang cari tas kerja atau tas anak,” sebutnya.
Namun, bagi Erwin tempat jualan barang-barang dibutuhkan tempat yang strategis bukan tempat yang indah.
“Karena kita jualan barang. Sehingga pedagang tas dan para pembelinya nggak lihat pemandangan,” ucap Erwin, yang sudah 24 tahun berjualan tas di Toko Jaya Abadi usaha kedua orang tuanya.
Ia mengakui, jalanan di kawasan itu mengalami penyempitan. Dimana saat ini lebih kecil dibandingkan sebelum revitalisasi dilakukan.
“Orang-orang bisa parkir di kiri kanan, samping trotoar jalanan, sekarang tinggal sebelah kiri jalan saja. Setiap jalan berapa meter satu petak ada tanaman lagi, paling sepertiganya yang dulu,” pungkasnya.