BANJARBARU, REDAKSI8.COM – Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarbaru menanam jagung pipil di lahan 2 hektare di Sungai Ulin, Kota Banjarbaru Selatan, Senin (15/5/23).
Penanaman jagung di lahan milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) ini merupakan program ketahanan pangan guna merealisasikan ketahanan pangan nasional.
Kepala DKP3 Kota Banjarbaru Abu Yazid Bustami menyampaikan, alasan pihaknya menanam bibit jagung pipil lantaran kebutuhan pakan di Kota Banjarbaru sangat banyak, sehingga harga pakan untuk ternak sekarang terbilang cukup mahal.
Nantinya, hasil dari tanam jagung pipil sudah ada pemasarannya dengan pabrik-pabrik yang tersedia di Kota Banjarbaru.
“Mudahan kegiatan ini bisa berkelanjutan, sehingga ketersediaan pembuatan pakan di Kota Banjarbaru bisa tersedia,” ujarnya.
Menurut Yazid, dalam bertani ada beberapa hal yang perlu disiapkan selain tersedianya lahan, yaitu petani dan adanya air.
Kelompok tani Makmur Subur juga sudah membuat satu pupuk hayati untuk kesuburan tanaman jagung pipil.
Ia berharap upaya tersebut bisa menjadi contoh bagi petani lainnya di Kota Banjarbaru.
“Harapannya kedepan selain pembudidaya jagung, ini juga bisa dikembangkan dari budidaya lain, seperti cabai, dan ternak ikan,” katanya.
Yazid menukas, Kota Banjarbaru sebagai Ibu Kota Provinsi (IKP) diharapkan bisa menyediakan bahan pakan jagung. Supaya kedepannya menjadi prime serta bisa dipasarkan di luar maupun di Kota Banjarbaru sendiri.
“Karena Pemerintah Kota Banjarbaru sangat mendukung dan siap memfasilitasi baik kebutuhan sarana produksi dan lain sebagainya,” tukasnya.
“Semoga kedepannya menanam jagung ini minimal 50 hektar disini, dan juga tanaman lainnya seperti cabai dan bawang merah,” pungkasnya.
Dikesempatan yang sama, Ketua kelompok tani Makmur Subur Kota Banjarbaru Selatan Supardi mengatakan, lahan seluas 12 hektare itu sebagai wadah ketersediaan sumber air yang menurutnya dapat mencukupi di musim kemarau basah.
“Kalo untuk perairan insyaAllah cukup untuk air, cuman fasilitas kita kurang memadai untuk mensuplai,” terangnya.
Supardi ingin mengembangkan dan membesarkan jagung pipil di Kota Banjarbaru, karena saat ini memang kesulitan dalam ketersediaan pakan.
Adapun jangka waktu panen jangung berkitar 115 hari. Jika hasil panen sesuai dengan apa yang diharapkan maka seterusnya akan tetap menanam jagung.
Targetnya, satu hekatare dapat mengasilkan paling minim sebanyak 7 ton jagung pipil.
“Apalagi kita memelihara unggas dari ayam, jadi pakannya itu terlalu tinggi sehingga kita berinisiatif menanam jagung, untuk mengurangi pengeluaran yang terlalu tinggi,” tandasnya.
Penulis Irma