BANJARBARU, REDAKSI8.COM – Hari ini umat Hindu melaksanakan salah satu rangakaian dari perayaan hari suci nyepi, dimana 2 hari yang lalu umat Hindu sudah melaksanakan rangkaian yang pertama yaitu Melasti di Pantai Madani Tanah Bumbu.
Perayaan hari suci nyepi Tahun 2023, yang bertema Dharma Negara dan Dharma Agama ini dalam rangka mensukseskan pesta demokrasi pemilu Tahun 2024 mendatang.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) provinsi kalimantan Selatan I Wayan Suwardiasa menyampaikan, makna dari Melasti adalah penyucian alam semesta dan dalam tubuh manusia.
Alam semesta yaitu kekuatan-kekuatan yang ada di sekitar alam yang umatnya sucikan, sehingga menjadi kekuatan yang positif.
Demikian juga kekuatan dalam diri para umat masing-masing disucikan, dilebur di laut agar jiwa, tubuh, dan rohaninya kembali suci lahir dan batin.
“Demikian makna dari Melasti, dan Peringatan nyepi kita laksanakan setiap 1 tahun sekali, yaitu pada bulan Maret biasanya, itu sasih daso ke 10,” jelas I Wayan Suwardiasa saat diwawancara awak media, Selasa (21/3/23).
Maka makna yang didapat dari beberapa filosofi yang dirinya pelajari, dunia dulu dalam keadaan kacau balau, dimana masing-masing pihak mengaku yang paling benar, sehingga banyak umat yang sibuk untuk mengklaim tentang kebenaran, tetapi lupa tentang agama.
Dan pada akhirnya, muncul lah kesadaran dari pada beberapa kelompok, salah satu kelompok tersebut adalah Saka.
“Beliau mengambil kesimpulan, ayo kita duduk bersama, ayo kita kembali ke jati diri manusia, berbaur dengan alam semesta, sehingga alam semesta dalam keadaan damai,” katanya.
“Itulah makna awal dari perayaan hari suci nyepi yang kita lakukan setiap tahun sekali ini,” sambungnya.
Lebih lanjut I Wayan menjelaskan, Hari ini dirinya bersama umat hindu yang lain mengadakan Tauragung.
Arti dari Tauragung yaitu membersihkan kekutan-kekuatan yang ada di alam semesta, dengan memberikan sajen atau bebantenan, sehingga yang awalnya memiliki kekuatan negatif, setelah dikasih sesajen tadi maka diharapkan kembali ke sifat dewa, agar tidak menggangu manusia.
Dan dirinya bersama seluruh umat hindu diseluruh Indonesia merayakan persembahyangan, setelah mendapat air suci dari laut, agar menjadi lebih harmonis, lebih suci lagi, sehingga besok para umat Hindu siap melaksanakan Catur Brato Penyepian.
“Dimulai malam ini tengah malam, sampai besok malam berikutnya,” ucap I Wayan Suwardiasa
Didalam kesempatan ini, Ia mewakili umat Hindu Kalimantan Selatan juga mengucapkan selamat menjalankan ibadah Ramadhan 1444 hijiriah, semoga ibadah lancar.
Sementara itu, Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Banjarbaru Ni Sawitri Susanti menambahkan, bahwa besok dirinya bersama umat Hindu yang lain, melaksanakan Catur Brato Penyepian.
Pertama, Amati Geni dalam arti tidak menyalakan lampu secara sekalo, dan tidak melakukan kegiatan atau aktifitas apa pun, serta mengekang hawa nafsu.
Kedua, Amati Kario, yaitu tidak bekerja, dalam artian tidak melakukan aktifitas, dan yang ke tiga Amati Lelungoan, yang artinya tidak berpergian kemana-mana atau tidak melakukan aktifitas yang sifatnya huru hara.
“Setelah melakukan penyepian, akan melakukan Demag Geni atau puji syukur atas segala apa yang kita dapatkan, dan berkunjung kepada saudara-saudara kita mengucapkan selamat, serta mohon ampun apa bila ada hal-hal yang kurang berkenan,” jelasnya.
(Red8-Irma)