“Sebelum menjadi sampah dan dibuang, karangan bunga itu bisa saja dimanfaatkan oleh pemulung atau warga yang merasa membutuhkannya.” Ujar Humas SBC, Roly Supriadi.
REDAKSI8.COM – Beberapa warga menyoroti nasib karangan bunga yang berpotensi menjadi sampah, yang sekarang memenuhi sebagian sisi halaman Kantor Bupati Balangan itu.
Sahabat Balangan Center (SBC), sebuah organisasi sosial kemanusiaan di Kabupaten Balangan, Roly Supriadi mengutarakan, sebentar lagi karangan bunga yang harganya ratusan ribu sampai jutaan rupiah itu nasibnya hanya akan jadi sampah.
“Sebelum menjadi sampah dan dibuang, karangan bunga itu bisa saja dimanfaatkan oleh pemulung atau warga yang merasa membutuhkannya,” ujarnya, Rabu (3/3).
Roly menyarankan, ketika nanti tampilannya sudah lusuh, sebelum dibuang, petugas bisa saja mengumumkan kepada warga sekitar. Jika, ingin memanfaatkan, minta saja untuk diambil dan dimanfaatkan kembali.
“Iya kan? dari pada dibuang, rusak dan tidak bermanfaat lagi,” katanya.
Imi (29), salah seorang penjaga kedai kopi di Paringin menyayangkan jika karangan bunga itu sampai rusak dan dibuang. Ia mengaku, nanti ingin meminta jika dibolehkan mengambil.
“Sayang kalau sampai dibuang, bahannya itu masih bisa saya manfaatkan,” katanya.
Saat ditanya, memang untuk digunakan untuk apa? Ia menjawab, selain dinding kamar bunga plastik dan tulisan dari gabus itu juga masih bisa digunakan lagi.
“Tulisannya yang dari gabus itu masih bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu,” tukasnya.
Karangan Bunga Itu Dipajang Selama Sepekan Ini
Kabag Humas Pimpinan dan Keprotokolan, Sekretariat Daerah Kabupaten Balangan, Syaifuddin Tailah mengatakan, rencananya karangan bunga yang tercatat berjumlah 96 buah itu dipajang dulu selama sepekan.
“Belum tahu, nanti apakah diambil oleh kurir dari pihak ketiga itu atau dibuang saja,” ujarnya.
Namun, Syaifuddin juga menunggu instruksi pimpinan agar karangan bunga itu tidak sia-sia atau diberikan saja secara cuma-cuma kepada warga yang ingin memanfaatkan.
“Kalau tidak dimanfaatkan, jelas jadi sampah itu nantinya,” imbuhnya.
Sepekan sebelum hari pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Balangan, karangan bunga itu mulai berdatangan dikirim oleh kurir dan ditempatkan di situ, kami pun menempatkan petugas mengawasi dan mengamankannya.
“Yang sempat kami catat, semuanya berjumlah 96 buah karangan bunga,” katanya.
Memang tidak ada petugas khusus yang mencatat asal pengirim karangan bunga itu, tapi memang kurir juga tidak meminta bukti tanda terima.
Karangan bunga dengan ukuran bervariasi, diantaranya berukuran 2×2 meter. Ada yang hanya dibuat menggunakan digital printing dengan dasar plywood.
Sebagian lagi menggunakan tulisan terbuat dari gabus atau styrofoam, bunganya dari bahan plastik. Berbeda jenis dan konsep rangkaiannya, tentu berbeda juga harga pembuatannya.
Sebelumnya, Ilyasa (25), seorang kurir yang sedang mengantarkan karangan bunga dari usaha jasa kreatif Azka Gallery Tabalong, mengaku butuh waktu beberapa hari, bolak balik mengantar karangan bunga itu. Ia, mengakui memang tidak meminta tanda terima dari kantor bupati di situ.
“Karena pengirim sudah mengetahui pesanannya sudah sampai ditempat tujuan. Iya, hanya saja pihak penerima tidak tahu, dari mana saja karangan bungan ucapan ‘selamat’ itu,” katanya.