REDAKSI8.COM – KOTAWARINGIN TIMUR – PT PLN (Persero) memberikan bantuan pemasangan baru listrik (BPBL) secara gratis kepada kepada 744 rumah tangga kurang mampu di Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Kamis (28/06) siang.
Kini 744 rumah tangga kurang mampu tersebut sudah dapat menikmati sambungan listrik secara gratis.
Bantuan ini meliputi biaya pasang baru listrik PLN, pemasangan instalasi tenaga listrik, biaya sertifikasi laik operasi (SLO), sampai dengan pengisian token listrik perdana.
Tak ayal senyum gembira terpancar dari Warga yang mendapatkan sambungan listrik.
Salah satunya adalah warga Kelurahan Kota Besi Hulu, Kakek Amut (82).
Kakek yang mencari nafkah dari hasil berkebun itu menyebutkan, sejak tahun 1959 baru kali itu Ia memiliki listrik sendiri.
“Senang, senang sekali. Alhamdulillah sudah terang rumahnya,” ujar Kakek Amut terbata-bata.
Begitupun dengan Misnah (51) warga Kelurahan Kota Besi Hulu yang tinggal sendiri sejak suaminya meninggal 11 tahun lalu cukup terharu sembari mengucapkan terima kasih, lantaran telah dibantu pemasangan listrik gratis lewat program BPBL.
“Terima kasih kepada semua pihak, DPR, PLN, dan Pemerintah Daerah yang sudah memberikan pasang baru listrik gratis. Kemarin kami pakai listrik menjalur lewat tetangga, alhamdulillah sekarang bisa listrik sendiri,” kata Misnah.
Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Ida Nuryatin Finahari mengatakan, program BPBL merupakan salah satu upaya pemerataan energi listrik dari pemerintah serta membantu masyarakat yang tidak mampu untuk mendapatkan penyambungan listrik secara gratis.
“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada PLN yang telah menyukseskan program BPBL. Ini masih awal, karena 2023 ini, BPBL akan menyambung 125.000 rumah tangga di seluruh Indonesia dan untuk Kalimantan Tengah akan mendapatkan alokasi sebesar 4.890 rumah tangga penerima manfaat bantuan pemasangan listrik gratis ini,” tutur Ida.
Masyarakat penerima program BPBL lanjut Ida, akan mendapatkan instalasi listrik rumah berupa 3 titik lampu dan 1 stop kontak, pemeriksaan dan pengujian instalasi yang dituangkan dalam Sertifikat Laik Operasi (SLO), penyambungan ke PLN, dan token listrik pertama.
“Kita semua berharap program ini akan memberikan manfaat yang lebih banyak dan bisa meningkatkan taraf hidup untuk kegiatan ekonomi yang lebih produktif,” kata Ida.
Program BPBL menggunakan anggaran penyertaan modal negara (PMN) yang didorong oleh DPR RI di parlemen.
Program ini menyasar keluarga kurang mampu yang berada di wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Muhammad Joharifin mengatakan Program BPBL ini merupakan bukti nyata dukungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengejar target rasio elektrifikasi sebesar 100 persen pada 2024.
“PLN siap melaksanakan tugas sebagai penggerak di bidang ketenagalistrikan, serta siap bekerjasama dengan seluruh stakeholder dan mitra strategis guna wujudkan rasio elektrifikasi 100 persen,” ujar Joharifin.
Joharifin berharap program BPBL ini bermanfaat untuk masyarakat. Sehingga memberikan Multiplier effect untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah.
“Saya berharap hadirnya listrik ini dapat membawa kebaikan untuk masyarakat desa seperti ekonomi yang tumbuh dan peningkatan mutu pendidikan bagi anak-anak yang berada di desa,” tutup Joharifin. (ADV)